Best Practice Manajeman Sekolah dalam Rangka Penjaminan Mutu Internal
Best
Practice
Manajeman Sekolah dalam Rangka Penjaminan Mutu Internal
PENINGKATAN PRESTASI SEKOLAH MELALUI KEGIATAN PEMBINAAN BAKAT MURID DI SD MUHAMMADIYAH KARANGWARU
A.
Latar Belakang
Prestasi
sebuah sekolah merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam membangun branding
sekolah. Prestasi sekolah juga merupakan cerminan dari kinerja dan gambaran
dari kesukesan program-program yang terdapat di suatu sekolah. SD Muhammadiyah
Karangwaru merupakan salah satu sekolah di Kota Yogyakarta yang terus berupaya
untuk meningkatkan layanan kepada masyarakat dengan prestasi muridnya. Hal ini
sejalan dengan visi, misi dan tujuan yang akan dicapai sekolah, sebagai mana
yang tercantum dalam kurikulum sekolah. Berdasarkan hasil observasi yang
dilakukan di SD Muhammadiyah Karangwaru, ditemukan berbagai kondisi nyata di
lapangan, diantaranya kondisi karakteristik murid yang beraneka ragam, mulai
dari bakat, minat, gaya belajar, kecerdasan majemuk hingga kondisi sosial
budaya, banyaknya peluang lomba yang dapat diikuti oleh murid baik yang
diselenggarakan oleh dinas maupun non dinas (swasta), minat murid untuk
mengikuti aneka lomba yang tinggi, fasilitasi dari sekolah untuk kegiatan lomba
yang belum optimal serta , prestasi murid di bidang lomba masih belum memenuhi
target tujuan umum sekolah dan masih pada jenjang tertentu saja,
Kondisi
positif di SD Muhammadiyah Karangwaru diantaranya dukungan dari walimurid yang
sangat besar bagi kegiatan lomba yang diikuti murid dan adanya dana pembinaan
prestasi yang dibayarkan seluruh wali murid saat kegiatan daftar ulang. Dalam
hal manajemen, kepala sekolah dalam bekerja dibantu oleh kordinator bidang yang
membidangi standar program keja mulai dari kesiswaan, keagamaan, kurikulum dan pendidikan
dasar, humas dan sarpras untuk membangun sinergi dalam kelancaran program
sekolah. Manfaat dari prestasi sekolah diantaranya dapat digunakan sebagai
promosi sekolah untuk meningkatkan jumlah penerimaan murid baru sekaligus
sebagai Upaya mencapai tujuan sekolah.
Berdasarkan permasalahan tersebut maka perlu diadakan suatu program guna
memfasilitasi bakat minat murid dan tercapainya tujuan sekolah. Program sekolah
yang dapat digunakan untuk fasilitasi kegiatan tersebut adalah pembinaan bakat
dan minat murid melalui kegiatan ekstrakurikuler maupun kokurikuler dengan
jadwal yang rutin.
B.
Tantangan
Hasil
identifikasi masalah, refleksi diri, wawancara terhadap beberapa tokoh (guru,
wali murid dan murid) serta kajian saat studi tiru, menghasilkan beberapa hal
yang menjadi tantangan diantaranya adalah sebagai berikut:
1.
belum
dilaksanakannya asesmen, penjaringan bakat dan minat peserta didik yang resmi
dari sekolah (penjaringan bakat atau asesmen psikologis),
2.
banyaknya
peserta didik yang memiliki potensi,
3.
banyaknya
lomba yang dapat diikuti,
4.
guru
sebagai sumber daya yang mendukung program kegiatan,
5.
tantangan
dalam hal pendanaan terutama jika maju lomba hingga tingkat nasional dan
6.
guru
pendamping lomba dari luar memerlukan biaya yang mahal.
Tantangan
tersebut mengharuskan kepala sekolah menyusun program kerja yang berkaitan
dengan peningkatan kualitas (prestasi sekolah) dari sisi peningkatan kompetensi
peserta didik bekerja sama dengan stake holder sekolah dan orang tua murid.
Program kerja harus disusun dengan jelas beserta rencana anggaran, rencana
evaluasi serta tindak lanjutnya.
C.
Aksi
Guna
menghadapi tantangan-tantangan yang ada, maka diperlukan suatu aksi yang
melibatkan banyak pihak baik dari stakeholder sekolah maupun dari wali murid. Langkah-langkah
yang dilakukan untuk menghadapi tantangan
tersebut diantaranya:
1.
Melakukan
koordinasi dengan koordinasi dengan koordinator bidang dan bendahara terkait
dengan program pembinaan minat dan bakat yang akan dilaksanakan agar
terstruktur dan lebih terkoordinasi.
2.
Melaksanakan
kegiatan penjaringan bakat dan minat sesuai dengan bidangnya pada awal tahun
ajaran semua jenjang yang terdiri dari:
a.
Bakat
matematika, sains dan IPS
b.
Bakat
Bahasa inggris
c.
Bakat
keagamaan (tahfidz, MHQ, MTQ, CCA, pildacil dan lainnya)
d.
Bakat
seni (Lukis, gambar bercerita, menyanyi, pantomim, kriya anyam)
e.
Bakat
Olah raga
f.
Bakat
murid lainnya
3.
Melakukan
kegiatan pembinaan yang terstruktur untuk setiap murid yang terdiri dari:
a.
Pembinaan
IPA level 1 : Selasa, pukul 13.40 – 14.40
b.
Pembinaan
IPA level 2: Selasa, pukul 13.40 -14.40
c.
Pembinaan
IPA level 3 : Rabu dan Kamis, pukul
d.
Pembinaan
Matematika level 1 : Kamis, 13.40 –
14.40
e.
Pembinaan
Matematika level 2 : Selasa, 13.40 – 14.40
f.
Pembinaan
Matematika level 3 : Jum’at, 12.30 – 13.30
g.
Tahfidz
: Senin – Jum’at pukul 06.15 – 07.00
h.
Pembinaan
IPS : Jumat pukul 06.20 – 07.00
i.
Pembinaan
Bahasa Inggris : Selasa pukul 13.30 – 14.40
j.
Olah
raga, seni mengikuti jadwal ekstra kurikuler
4.
Kegiatan
pembinaan dilakukan oleh guru dari sekolah dan belum banyak melibatkan guru
pendamping lomba dari luar
5.
Memfasilitasi
murid untuk mengikuti kegiatan lomba baik yang diselenggarakan dinas maupun
swasta
6.
Membangun
kolaborasi dengan orang tua untuk kegiatan-kegiatan lomba yang diadakan
7.
Mengoptimalkan
kegiatan ekstrakurikuler murid untuk mengasah minat dan bakat murid di luar
jadwal pembinaan, dengan ekstrakurikuler wajib maupun pilihan yang disediakan
sekolah.
Berdasarkan
seluruh analisis tersebut maka aksi yang dilakukan di SD Muhammadiyah
Karangwaru Adalah Menyusun dan melaksanakan program penjaringan, pembinaan
bakat dan minat secara terstruktur dan memberikan fasilitasi kepada murid agar
seluruh murid memiliki peluang untuk mengembangkan potensi dan bakatnya.
D.
Refleksi Hasil dan Dampak
Dengan
menerapkan aksi tersebut maka SD Muhammadiyah Karangwaru banyak mendapatkan
prestasi mulai dari tingkat kemantren hingga nasional yang terus meningkat dari
tahun ajaran sebelumnya. Prestasi tersebut diantaranya :
1.
Juara
umum lomba MTQ Tingkat Kemantren Tegalrejo dan beberapa murid dapat maju ke tingkat
kota
2.
Juara
lomba Matematika, Sains dan Bahasa Inggris tingkat mulai dari Tingkat kota
hingga nasional dari level 1-3 untuk lomba yang diadakan swasta
3.
Juara
lomba drumband tingkat propinsi
4.
Juara
lomba robotik, dan lain-lain
5.
Juara
lomba FLSN Tingkat kecamatan
Keberhasilan
tersebut terlihat dari semakin banyaknya murid yang mengikuti lomba dan
pembinaan terutama untuk lomba matematika, sains dan Bahasa Inggris yang
mencapai puluhan murid dalam satu kali ajang perlombaan. Dukungan dari wali
murid juga sangat besar mulai dari pendampingan lomba hingga pendanaan serta
kerja keras guru pembina lomba yang memberikan tambahan pembelajaran bagi
seluruh murid yang mengikuti perlombaan.
Faktor
yang menjadi kekurangan dari sistem ini adalah belum adanya evaluasi yang
dilaksanakan secara mendalam mengenai keberhasilan lomba di Tingkat nasional
yang belum maksimal, juga belum adanya fasilitasi pendukung seperti buku-buku
tambahan materi olimpiade serta pembinaan guru pendamping lomba sehingga
pembinaan masih sebatas kemampuan guru yang bersangkutan mengandalkan fasilitas
yang dicari mandiri oleh guru.
Pembelajaran
yang diperoleh dari keseluruhan proses yang dilakukan diantaranya:
1.
Untuk
menghasilkan prestasi sekolah yang tinggi diperlukan Upaya yang gigih dalam
mewujudkannya
2.
Perlunya
penyusunan rencana dan program yang matang dengan melibatkan seluruh stake
holder sekolah dan kolaborasi dengan orang tua murid
3.
Perlunya
pendampingan dan supervise dari kepala sekolah dalam setiap pelaksanaan
pembinaan prestasi
4.
Adanya
evaluasi dan tindak lanjut dari setiap program peningkatan prestasi yang
dilakukan secara berkala
5.
Perlunya
penyediaan fasilitas yang memadai untuk mendukung kelancaran pembinaan lomba
.png)
Posting Komentar untuk "Best Practice Manajeman Sekolah dalam Rangka Penjaminan Mutu Internal"
Berkomentar dengan baik. Mohon tidak spam.