Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Koneksi Antar Materi Modul 3.3 Pengelolaan Program yang Berdampak Positif Pada Murid

Koneksi Antar Materi


Koneksi Antar Materi Modul 3.3
Pengelolaan Program yang Berdampak Positif Pada Murid


Koneksi antar materi modul 3.3 ini bertujuan agar CGP dapat melakukan koneksi antarmateri yang telah dipelajari dari modul-modul sebelumnya untuk membuat sintesa pemahaman tentang program sekolah yang berdampak pada murid.

 A.   Refleksi Perasaan Setelah Mempelajari Modul 3.3

Pengalaman / materi yang baru saja saya peroleh mempelajari modul 3.3 mengenai pengelolaan program yang berdampak positif pada murid adalah memperoleh ilmu baru serta terinspirasi dari video-video yang ada. Pengalaman/materi pembelajaran yang baru saja diperoleh merupakan hal yang baru bagi saya. Setelah mempelajari modul ini, saya semakin memahami bahwa tugas guru tidak hanya sebatas mengajar namun juga mengarahkan, memimpin dan menuntun murid agar mereka dapat memimpin proses belajarnya secara mandiri sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik. Saya juga semakin semangat untuk menerapkan ilmu yang diperoleh dalam kegiatan yang berpusat pada murid dalam membentuk student agency (kepemimpinan murid), khususnya pada pembetukan karakter Profil Pelajar Pancasila. Dengan demikian, diharapkan murid dapat mengarahkan pembelajaran mereka sendiri, menyuarakan pendapat (voice), menentukan pilihan (choice) dan melakukan kegiatan yang telah dipilih sebagai perwujudan dari rasa kepemilikan (ownership). Selain itu, saya juga mepelajari dan mengidentifikasi aset aset komunitas, dalam hal ini sekolah yang dapat dioptimalkan dalam mengembangkan kepemimpinan murid. Selain itu juga menganalisis tujuh lingkungan belajar yang dapat digunakan dalam menyusun program kegiatan yang berdampak positif bagi murid. Program-program kegiatan yang disusun selanjutnya dituangkan dalam canvas BAGJA agar terstruktur dan sistematis.

Emosi-emosi yang dirasakan terkait pengalaman belajar diantaranya adalah sangat Bahagia karena memperoleh ilmu baru, dapat berkolaborasi dengan rekan CGP lain untuk berlatih menyusun kegiatan yang berdampak positif bagi siswa dengan memperhatikan voice, choice dan ownership serta aset-aset komunitas yang berperan. Saya juga senang karena mendapat inspirasi baru mengenai kepemimpinan murid dari video-video yang dipaparkan di LMS. Hal-hal yang sudah baik berkaitan dengan keterlibatan diri dalam proses belajar diantaranya saya menyelesaikan tugas yang diberikan dengan sebaik mungkin, hadir secara penuh dalam setiap kegiatan pembelajaran serta berkolaborasi dengan baik dengan kelompok. Hal yang perlu diperbaiki terkait dengan keterlibatan diri dalam proses belajar diantaranya memperdalam lagi belajar mengenai pengelolaan aset yang berdampak positif bagi murid tidak hanya dari LMS saja namun juga dari sumber lain seperti jurnal. Keterkaitan terhadap kompetensi dan kematangan diri pribadi adalah saya menyadari bahwa murid merupakan mitra bagi guru dalam kegiatan pembelajaran sehingga saya akan berusaha mewujudkan lingkungan sekolah yang mendukung tumbuhnya kepemimpinan murid guna mewujudkan karakter Profil Pelajar Pancasila.

 

B.    Analisis untuk Implementasi dalam Konteks CGP

 Setelah mempelajari modul ini, terdapat beberapa pertanyaan yang untuk menemukan intisari pembelajaran agar tergali wawasan yang baru diantaranya 1) apakah yang dimaksud kepemimpinan murid?, 2) bagaimana cara menumbuhkembangkan kepemimpinan murid?, 3) lingkungan belajar seperti apakah yang dapat mendukung kepemimpinan murid?, dan 4) bagaimana keterlibatan komunitas dalam menumbuhkembangkan kepemimpinan murid?

Kepemimpinan murid merupakan salah satu usaha yang dilakukan untuk menjadikan murid sebagai bagian dari ekosistem sekolah terlibat secara sadar dan terencana agar mereka dapat tumbuh sesuai dengan kodratnya agar mereka memiliki control atas apa yang terjadi sebagai student agency. Saat murid menjadi pemimpin prises pembelajaran, maka hubungan murid dengan guru berupa kemitraan. Cara menumbuhkembangkan dilakukan dengan cara menyediakan lingkungan yang menumbuhkan budaya di mana murid memiliki suara, pilihan dan kepemilikan dalam apa yang mereka pikirkan, niat yang murid tetapkan, bagaimana murid melaksanakan niat mereka dan cara murid merefleksikan tindakan.

Lingkungan belajar yang dapat menumbuhkan kepemimpinan positif dari murid diantaranya lingkungan yang menyediakan kesempatan untuk murid menggunakan pola pikir positif dan merasakan emosi yang positif, mengembangkan keterampilan berinteraksi sosial secara positif, melatih keterampilan yang dibutuhkan murid dalam proses pencapaian tujuan, menerima dan memahami kekuatan diri, menentukan dan menindaklanjuti tujuan, harapan atau mimpi, menempatkan murid sedemikian rupa sehingga terlibat aktif dalam proses belajarnya sendiri dan menumbuhkan daya lenting dan sikap tangguh murid. Keterlibatan komunitas dalam membentuk kepemimpinan murid adalah dengan mengoptimalkan fungsi Trisentra Pendidikan sebagai bentuk kolaborasi yang berlandaskan pada asas gotong royng, kesamaan kedudukan, saling percaya dan menghormati untuk menumbuhkan karakter dan budaya prestasi pada murid.

Tantangan dalam penerapan kepemimpinan murid di sekolah terdiri atas beberapa hal diantaranya guru, murid dan factor lainnya. Guru terkadang belum memahami cara yang tepat untuk mempromosikan suara, pilihan dan kepemilikan murid. Dari pihak murid, rasa percaya diri dalam mengemukakan pendapat menjadi tantangan tersendiri serta factor lain seperti sarana yang belum mendukung. Solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah meningkatkan kompetensi guru dengan berbagai pelatihan, berbagi praktik baik, melatih siswa untuk percaya diri menyampaikan aspirasi dan penataan anggaran untuk memenuhi sarana dan prasarana sesuai skala prioritas sekolah.

 

C.   Membuat Keterhubungan

Keterkaitan modul 3.3 dengan modul sebelumnya diantaranya adalah sebagai berikut.

1.    Modul 1.1 mengenai Filosofi Ki Hajar Dewantara. Guru memiliki peran menuntun segala kodrat pada murid, baik kodrat alam maupun kodrat zaman sehingga murid daoat selamat dan Bahagia sebagai masyarakat. Oleh karena itu, dalam mengelola aset agar berdampak posistif bagi murid maka guru hendaknya melibatkan murid dalam mengembangkan potensi untuk mewujudkan student agency.

2.    Modul 1.2 mengenai Nilai dan Peran Guru Penggerak. Seorang guru penggerak harus mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif serta berpihak pada murid untuk mewujudkan Profil Pelajar Pancasila dan Merdeka belajar. Oleh karena itu, dalam kegiatan pembelajaran, selain berperan sebagai pemimpin pembelajaran, juga berperan sebagai pengelola program sekolah yang berdampak positif pada murid.

3.    Modul 1.3 mengenai Visi Guru Penggerak. Guru harus memiliki Prakarsa perubahan dengan pendekatan Inkuiri Apresiatif. Perencanaan dan pengelolaan program dilakukan dengan inkuiri apresiatif dengan model BAGJA dengan cara memetakan aset / sumber daya komunitas sekolah, mengembangkan potenis untuk mewujudkan program kerja yang berdampak pada kepemimpinan murid.

4.    Modul 1.4 mengenai Budaya Positif. Lingkungan belajar sangat berpengaruh dalam pengembangan minat, bakat dan profil belajar murid. Oleh karena itu guru harus senantiasa menciptakan lingkungan dan budaya yang positif, keteladanan yang baik agar hal tersebut memberikan imbas positif dalam pembelajaran murid.

5.    Modul 2.1 mengenai Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Murid. Pembelajaran berdiferensiasi merupakan pembelajaran yang berpihak dan berpusat pada murid. Pembelajaran berdiferensiasi memberikan peluang bagi guru untuk mempromosikan suara, pilihan dan kepemilikan murid untuk mencapai tujuan pembelajaran.

6.    Modul 2.2 mengenai Pembelajaran Emosional dan Sosial. Guru yang memiliki kompetensi social emosional yang baik akan dapat melakukan kegiatan pembelajaranjuga dapat merancang program-program kegiatan yang berpusat pada murid dengan baik. Demikian pula dengan murid yang memiliki well-being baik akan dapat menyampaikan suara, pilihan dan kepemilikan dengan penuh tanggung jawab.

7.    Modul 2.3 mengenai Coaching untuk Supervisi Akademik. Coaching merupakan teknik yang dilakukan pemimpin pembelajaran untuk menuntun coachee mengggali potensinya dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi. Dengan teknik coaching, guru dapat bermitra dengan murid dalam menyusun program-program yang berkenaan dengan kepemimpinan murid dengan mempaerhatikan lingkungan belajar yang mendukung dan interaksi dengan komunitas.

8.    Modul 3.1 mengenai Pengambilan Keputusan Berdasarkan Nilai-nilai Kebajikan Seorang Pemimpin. Guru sebagai seorang pemimpin pembelajaran senantiasa dapat mengambil keputusan baik ketika situasi yang dihadapi mengandung dilemma etika maupun bujukan moral. Pengambilan keputusan untuk program yang berdampak positif pada murid harus memperhatikan prinsip pengambilan keputusan dan sembilan angkah pengujian agar Keputusan yang diambil tepat.

9.    Modul 3.2 mengenai Penglolaan Aset dalam Pengelolaan Sumber Daya. Guru sebagai seorang pemimpin pembelajaran harus senantiasa dapat mengidentifikasi, menganalisis dan menelola aset-aset komunitas / sekilah dengan pendekatan berbasis kekuatan (asset based thinking). Pengelolaan aset dengan pendekatan tersebut juga harus dilakukan dalam Menyusun kegiatan bagi kepemimpinan murid agar seluruh aset dapat termanfaatkan secara optimal.

 

D.   Rencana, Pelaksanan dan Evaluasi Program yang berdampak pada Murid

Program yang berdampak positif pada murid metupakan upaya sekolah mewujudkan student agency dengan mempromosikan suara, pilihan dan kepemilikan sekolah. Ketika murid dilibatkan dan bertanggung jawab pada program yang ada, maka akan tumbuh budaya positif dalam komunitas. Kolaborasi dalam bentuk kemitraan antara guru dan murid dengan memperhatikan aset-aset yang mendukung serta lingkungan belajar yang sesuai akan berdampak pada terbentuknya karakter Profil Pelajar Pancasila secara menyeluruh. Perencanaan program dilakukan dengan pendekatan Inkuiri Apresiatif (AI) dengan model BAGJA yang dikolaborasikan dengan aset, Tindakan kepemimpinan murid, waktu yang diperlukan serta pihak yang bertanggung jawab. Pelaksanaan program dilakukan secara bersama antar anggota komunitas yang terlibat. Monitoring dan evaluasi dapat dilakukan oleh kepala sekolah untuk memberikan feed back bagi keberlanjutan program positif tersebut.

 


Semangat mewujudkan kepemimpinan murid. Salam dan Bahagia

7 komentar untuk "Koneksi Antar Materi Modul 3.3 Pengelolaan Program yang Berdampak Positif Pada Murid"