Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Jurnal Refleksi Dwimingguan Modul 2.2 dan 2.3

 

Jurnal Refleksi Dwimingguan

Jurnal Refleksi Dwi Mingguan
Modul 2.2 Pembelajaran Sosial Emosional dan Modul 2.3 Coaching Untuk Supervisi Akademik


Pada kesempatan ini, saya Sri Lestariningsih Calon Guru Penggerak Angkatan 9  Kota Yogyakarta. Refleksi dwi mingguan kali ini saya susun  menggunakan Model 6: Reporting, responding, relating, reasoning, reconstructing (5R). Jurnal dwmingguan ini berisi sebagian modul 2.2 dan modul 2.3 Refleksi saya dalam kegiatan dua mingguan ini adalah sebagai berikut.

1. Reporting
Kegiatan pembelajaran dalam dua pekan yang telah saya lalui diantaranya adalah;
a. Elaborasi Pemahaman

Kegiatan ini berisi paparan dan diskusi mengenai Pembelajaran Sosial Emosional oleh Ibu Rusiyati Yo mengenai pengertian pembelajaran sosial emosional, well being, aspek pendekatan PSE, macam-macam KSE yang terdiri dari kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial, keterampilan berelasi dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab. 

Jurnal dwimingguan

Selain itu juga dipaparkan mengenai implementasi pembelajaran sosial emosional diantaranya menguatkan 5 KSE pendidik dan tendik, mengitegrasikan 5 KSE dalam praktik mengajar, menciptakan iklim kelas, budaya dan kebijakan sekolah serta mengajarkan KSE secara spesifik dan eksplisit

b. Koneksi antar materi
Kegiatan koneksi antar materi ini, membuat paparan untuk menjawab pertanyaan berupa :
1) Sebelum mempelajari modul ini, saya berpikir bahwa … .sehingga….
2) Setelah mempelajari modul ini, ternyata ….
3) Berkaitan dengan kebutuhan belajar dan lingkungan yang aman dan nyaman untuk memfasilitasi seluruh individu di sekolah agar dapat meningkatkan kompetensi akademik maupun kesejahteraan psikologis (well-being),  3 hal mendasar dan penting yang saya pelajari adalah Berkaitan dengan no 3, perubahan yang akan saya terapkan di  kelas dan sekola bagi murid-murid dan rekan sejawat.
Hasil paparan koneksi antar materi saya adalah sebagai berikut


c. Mulai dari diri Modul 2.3 Coaching Untuk Supervisi Akademik
Dalam kegiatan ini, saya menjawab pertanyaan reflektif mengenai pengalaman saat disupervisi serta harapan terkait modul 2.3

d. Eksplorasi Konsep
Eksplorasi konsep terdiri dari banyak pembelajaran mengenai konsep coaching secara umum dan konsep coaching dalam dunia pendidikan, paradigma berpikir dan prinsip coaching, kompetensi inti coaching dan alur TIRTA dalam percakapan coaching serta supervisi akademik dengan paradigma coaching. Dalam kegiatan ini saya banyak menonton video mengenai percakapan coaching dengan alur TIRTA dalam beberapa jenjang pendidikan dan permasalahan di sekolah.

e. Ruang Kolaborasi
Ruang kolaborasi ini terdiri dari dua kegiatan, yaitu latihan percakapan coaching dengan alur TIRTA dan menyampaikan refleksi pada hari pertama dilanjutkan praktik coaching pada hari kedua

Jurnal Refleksi Dwimingguan


Dalam kesempatan ini saya berpartner dengan Bapak Fajar Hanafi dan Ibu Windriantari. Hasil percakapan coaching saya adalah sebagai berikut.


2.  Respons

Respon saya terhadap pembelajarn pada modul 2.2  dan modul 2.3 ini sangat terinspirasi. Meskipun di awal kegiatan saya masih merasa bingung terlebih materi yang terkait dengan supervisi akademik dan alur TIRTA, namun setelah memperhatikan contoh-contoh video percakapan coaching yang disampaikan saya menjadi lebih memahami materi ini. Materi mengenai coaching dalam supervisi akademikini masih sangat baru bagi saya sehingga saya memperoleh informasi baru dalam melakukan praktik coaching dengan teman sejawat serta tidak harus dilakukan oleh kepala sekolah.

3. Relating

Kaitan antara materi yang telah saya pelajari dengan informasi lain yang saya miliki adalah setelah memahami materi Coaching untuk supervisi akademik, saya memperoleh gambaran bagaimana melakukan teknik coaching untuk menyelesaikan masalah, mengembangkan potensi rekan sejawat tanpa menggurui dan belajar berbagai cara membuat pertanyaan coaching yang berbobot. 

4.  Reasoning

Materi coaching untuk supervisi akademik memberikan banyak sekali tambahan ilmu baru kepada saya dan ternyata hal tersebut tidak hanya dapat dilakukan oleh kepala sekolah sebagaimana anggapan saya selama ini bahwa coaching hanya dilakukan oleh kepala sekolah dan tim supervisi akademik di sekolah.

5. Reconstructing

Rencana alternatif yang akan dilakukan jika mengalami hal serupa di masa mendatang adalah menerapkan teknik coaching bersama rekan sejawat dalam menyelesaikan permasalahan pembelajaran di sekolah serta membagikan praktik baiknya kepada rekan sejawat.

Demikian refleksi dwimingguan yang dapat saya paparkan. Salam dan Bahagia.

Posting Komentar untuk "Jurnal Refleksi Dwimingguan Modul 2.2 dan 2.3"