Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kurikulum Prototipe

 

Kurikulum Prototipe

Baru-baru ini satuan pendidikan mendapat hal baru dalam hal kurikulum yang dikenal dengan nama kurikulum prototipe. Kurikulum prototipe ini diharapkan dapat membantu pemulihan pembelajaran. Nah, artikel kali ini akan memaparkan mengenai kurikulum prototipe secara singkat. 

Benang merah pengembangan kurikulum prototipe ini adalah bahwa kurikulum prototipe melanjutkan arah pengembangan kurikulum sebelumnya yang memiliki orientasi holistik, berbasis kompetensi bukan konten, dan kontekstual serta personalisasi. Makna dari memiliki orientasi holistik adalah bahwa kurikulum dirancang untuk mengmbangkan peserta didik secara holistik yang meliputi kecakapan akademik dan non akademik, kompetensi kognitif, sosial, spiritual dan emosional. Kurikulum ini berbasis kompetensi bukan konten yang berarti kurikulum disusun dan dirancang berdasarkan kompetensi-kompetensi yang ingin dikembangkan bukan sekadar berdasar konten atau materi tertentu. Sedangkan kurikulum ini bersifat kontekstual dan personalisasi mengandung pengertian bahwa rancangan kurikulum disesuaikan dengan konteks, seperti budaya, misi sekolah, lingkungan lokal,serta kebutuhan peserta didik.

Kurikulum prototipe akan mendorong pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan peserta didik serta memberikan ruang yang lebih luas pada pengembangan karakter serta kompetensi dasar. Karakter kurikulum prototipe adalah sebagai berikut :

  • pembelajaran berbasis proyek untuk mengembangkan soft skills dan karakter seperti iman dan taqwa, akhlak mulia, gotong royong, bernalar kritis, kebhinekaan global, serta kreativitas.
  • fokus pada materi esensial, hal ini memberikan kesempatan yang cukup untuk memperdalam pembelajaran bagi kompetensi dasar seperti literasi dan numerasi.
  • fleksibilitas, yang memungkinkan guru untuk melaksanakan pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan peserta didik serta dapat melakukan penyesuaian dengan konteks dan muatan lokal. 
Karakter Utama Kurikulum Prototipe
Karakter utama kurikulum prototipe terletak pada pengembangan karakter, fokus pada materi esensial dan fleksibilitas perancangan kurikulum sekolah serta penyusunan rencana pembalajaran. 

1. Pengembangan Karakter
Sebagaimana kita ketahui bahwa kurikulum 2013 juga sudah menekankan pada pengembangan karakter, namun belum memberikan porsi khusus pada struktur kurikulumnya. Kurikulum prototipe, sekitar 20-30% jam pelajaran digunakan untuk mengembangkan Karakter Profil Pelajar Pancasila melalui pembelajaran berbasis proyek. Alasan pemilihan pembelajaran berbasis proyek diantaranya:
  • memberi kesempatan peserta didik untuk belajar dari pengalaman atau experiential learning
  • mengintegrasikan kompetensi esensial yang dipelajari oleh peserta didik dari bermacam-macam disiplin ilmu
  • struktur belajar berbasis proyek lebih fleksibel
Tema-tema utama pembelajaran berbasis proyek terdiri atas :
  • bangunlah jiwa dan raganya
  • berekayasa dan berteknologi untuk membangun NKRI
  • Bhinneka Tunggal Ika
  • Gaya hidup berkelanjutan
  • Kearifan lokal
  • Kewirausahaan
  • Suara demokrasi

2. Fokus pada Materi Esensial
Pembelajaran yang fokus pada materi esensial akan menghasilkan pembelajaran yang mendalam dengan metode diskusi, kerja kelompok, pembelajaran berbasis masalah,dan pembelajaran berbasis proyek. Hal yang perlu diperhatikan, ketika materi yang terlalu padat akan mendorong guru untuk menggunakan ceramah satu arah atau metode lain yang efisien dalam mengejar ketuntasan penyampaian materi. Oleh karena itu, kurikulum prototipe akan lebih berpusat pada materi esensial pada setiap mata pelajaran untuk memberikan ruang dan waktu bagi pengembangan kompetensi peserta didik terutama kompetensi mendasar seperti literasi dan numerasi. 

3. Fleksibilitas perancangan kurikulum sekolah serta penyusunan rencana pembalajaran
Perbedaan kurikulum saat ini dengan kurikulum prototipe dapat dilihat pada tabel berikut:

No

Kurikulum saat ini (Kurikulum 2013)

Kurikulum Prototipe

1

Kerangka kurikulum mengunci tujuan pembelajaran setiap tahun

 

menetapkan tujuan belajar setiap fase (2-3 tahun) untuk memberi fleksibilitas bagi pendidik dan satuan pendidikan

 

2

Struktur kurikulum mengunci jam pelajaran setiap minggu

 

menetapkan jam pelajaran per tahun agar satuan Pendidikan dapat berinovasi dalam menyusun kurikulum serta kegiatan pembelajarannya.

 


Karakteristik kurikulum setiap jenjang :
  • Jenjang Pendidikan Usia Dini hingga SMP

PAUD

 

SD

SMP

kegiatan bermain sebagai proses belajar yang utama

 

penguatan kompetensi yang mendasar serta pemahaman yang holistic:

          Untuk memahami lingkungan sekitar, mata pelajaran IPA dan IPS digabungkan menjadi mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Sosial (IPAS)

          Integrasi computational thinking dalam mata pelajaran IPAS, Bahasa Indonesia dan Matematika

         Bahasa Inggris sebagai mata pelajaran pilihan

 

penyesuaian dengan pengembangan teknologi digital, maka mata pelajaran informatika menjadi mata pelajaran wajib

 

penguatan literasi dini serta penanaman karakter melalui kegiatan bermain-belajar yang berbasis buku bacaan anak

 

Panduan untuk guri informatika disiapkan untuk membantu pendidik pemula sehingga guru mata pelajaran  tidak harus berlatar belakang  informatika

 

merupakan fase pondasi untuk meningkatkan kesiapan anak bersekolah

 

pembelajaran berbasis proyek untuk penguatan Profil Pelajar Pancasila dilaksanakan dengan perayaan hari besar dan tradisi local

 

pembelajaran berbasis proyek untuk penguatan Profil Pelajar Pancasila dilaksanakan minimal 2x dalam 1 tahun ajaran

pembelajaran berbasis proyek untuk penguatan Profil Pelajar Pancasila dilaksanakan minimal 3 x dalam 1 tahun ajaran

  •  Jenjang SMA dan SMK

SMA

 

SMK

Program peminatan penjurusan tidak diberlakukan

 

Dunia kerja dapat terlibat dalam pengembangan kegiatan pembalajaran

 

di kelas X, peserta didik menyiapkan diri untuk menentukan pilihan mata pelajaran di kelas XI di mana mata pelajaran yang dipelajari serupa dengan di SMP

 

struktur lebih sederhana dengan dua kelompok materi pelajaran, yaitu umum dan kejuruan di mana persentase kelompok kejuruan meningkat dari 60% menjadi 70%.

Di kelas XI dan XII, peserta didik wajib mengikuti mata pelajaran  dari Kelompok Mata Pelajaran Wajib dan memilih mata pelajaran dari kelompok MIPA, IPS, Bahasa, dan Keterampilan Vokasi yang disesuaikan dengan minat, bakat dan aspirasinya masing-masing

 

penerapan pembelajaran berbasis proyek dengan mengintegrasikan mata pelajaran terkait

pembelajaran berbasis proyek untuk penguatan Profil Pelajar Pancasila dilaksanakan minimal 3 x dalam 1 tahun ajaran, serta menulis esai ilmiah sebagai syarat kelulusan

 

PKL atau Praktek Kerja Lapangan menjadi mata pelajaran wajib minimal 6 bulan (1 semester)

 

Pelajar dapat memilih mata pelajaran di luar program keahliannya

 

Alokasi waktu khusus pembelajaran berbasis proyek untuk penguatan Profil Pelajar Pancasila dan budaya kerja untuk peningkatan soft skill karakter dari dunia kerja

 

  • Jenjang SLB
Karakteristik untuk jenjang SLB adalah sebagai berikut :
  1. Capaian pembelajaran pendidikan khusus dibuat hanya untuk yang memiliki hambatan intelektual
  2. peserta didik pada jenjang SLB yang tidak mempunyai hambatan intelektual, capaian pembelajarannya sama dengan satuan pendidikan reguler yang sederajat dengan tetap menerapkan modifikasi kurikulum
  3. pembelajaran berbasis proyek untuk penguatan Profil Pelajar Pancasila dengan mengusung tema yang sama dengan satuan pendidikan reguler dengan kedalaman materi dan aktivitas belajar yang disesuaikan dengan karakteristik dan kebutuhan peserta didik. 

Disarikan dari materi diklat kurikulum prototipe 2022 Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi. Demikian semoga dapat memberikan manfaat. 



Posting Komentar untuk "Kurikulum Prototipe"