- semua guru pada semua jenjang
- kepala sekolah
- pengawas
- tenaga administrasi sekolah
- memiliki akun SIM PKB
Materinya terdiri atas :
- Resilience : tangguh dan teknologi
- Critical Thinking : berpikir kritis dan teknologi
- Creativity : konten dan teknik penceritaan
- Communication : komunikasi efektif
- Empowered teacher : penerapan kelas campuran
- Collaboration : kolaborasi dan dampak
Pelatihan ini berlangsung dari 21 Juni 2021 hingga 17 Agustus 2021 dengan kegiatan berupa synchronous, live webinar dan asychronous. Peserta akan mengikuti tes awal, mengikuti webinar dan mengerjakan tugas berupa menjawab berbagai macam soal. Di akhir kegiatan peserta akan mendapatkan sertifikat elektronik 32 JP.
Materi pelatihan ini secara singkat adalah sebagai berkut
Resiliensi (resilience) oleh ilmuwan psikologi biasanya disepadankan dengan istilah "lenting" yang berarti kemampuan seseorang untuk bangkit setiap kali mengalami desakan mundur maupun kegagalan. Para konsultan teknologi melihat bagaiman melimpahnya potensi teknologi yang dapat digunakan dalam meningkatkan pembelajaran. Seperti halnya dalam lari marathon kita harus mengelola resilensi, semakin kita mengetahui seberapa jauh atau semakin dekat dengan garis finish. Dalam marahon e-learnini ini peta yang digunakan adalah kerangka SAMR.
SAMR merupakan kerangka yang mengilustrasikan tingkat kematangan seseorang memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran. Tingkat kematangan ini terdiri dari mulai tingkat pemula ke mahir. SAMR merupakan singkatan dari Subtitution, Augmentation, Modification, dan Redefinition. Semakin matang kita dalam memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran,semakin besar peningkatan proses yang terjadi dalam pembelajaran.
2. Berpikir Kritis
Kata berpikir kritis sudah menjadi kosa kata dalam dunia pendidikan di mana guru dituntut untuk menumbuhkan karakter berpikir kritis kepada peserta didik, bukan hanya sebagai kemampuan namun juga sebagai keterampilan. Berpikir kritis merupakan proses berpikir (observasi, refleksi dan menalar) yang disiplin, mahir, dan aktif dalam membuat konsep dari menerapkan, menganalisis, mensintesis dan atau mengevaluasi informasi, sebagaimana dilansir CriticalThinking.org.
Prof. Dr. Bagus Takwin mendefinisikan berfikir kritis sebagai ketrampilan seseorang yang dengan akurat memutuskan sikapnya terhadap suatu informasi (setuju, tunda, atau tidak setuju). Setiap orang mampu berpikir kritis, namun untuk menjadi keterampilan, berfikir kritis harus selalu dipraktikkan setiap saat. Semakin sering dilatih, semakin akurat yang hingga akhirnya akan semakin menjadi insting.
Teknologi merupakan mitra yang baik dan sesuai untuk mempraktikkan kemampuan berpikir kritis. Langkah awalnya adalah dengan menperhatikan aplikasi yang digunakan untuk mendemonstrasikan berpikir kritis. Para pendidik harus memastikan bahwa peserta didik mempraktikkan "saya sadar, saya berpikir" pada setiap kesempatan peserta didik menggunakan teknologi, misalnya saat tanya jawab pada video meeting, menyusun materi presentasi, diskusi online di chat grup, memberikan komentar di LMS dan lainnya.
3. Kemampuan Bercerita
Kemampuan bercerita adalah kesanggupan atau kekuatan yang dimiliki oleh setiap individu untuk menyampaikan gagasan atau ide melalui lisan maupun tulisan yang menceritakan tentang perbuatan, pengalaman atau kejadian. Kemajuan teknologi dapat membantu kita mengolah kemampuan bercerita.
4. Konten
Konten merupakan segala bentuk komuniskasi terutama audio visual yang berisi informasi, hiburan maupun ajakan. Tahapan membuat konten terdiri atas perencanaan, mengeksekusi dan membuat rencana
5. Komunikasi Efektif
Komunikasi yang efektif merupakan proses pertukaran ide, pemikiran, pengetahuan serta informasi yang disajikan dengan cara yang paling dipahami oleh penerima sehingga tujuan atau niat dapat terpenuhi dengan sebaik mungkin. Dalam keadaan pandemi ini, sesama manusia mengalami keterbatasan dalam bertatap muka atau bertemu sehingga dibutuhkan sebuah metode komunikasi yang efektif dan tepat sehingga interaksi dan hubungan baik tetap apat terjalin dengan adanya komunikasi yang efektif. Di sinilah teknologi berperan sebagai peangkat yang menghubungkan interaksi sosial.
Komunikasi yang efektif mencakup keterampilan berkomunikasi secara verbal maupun non verbal, mendengarkan dengan penuh perhatian, kemampuan untuk memahami, mengendalikan emosi dan mengelola stress. Tantangan yang dihadapi dalam komunikasi virtual masa sekarang adalah bagaimana menerapkan dan mengasah kemampuan komunikasi dengan baik saat harus selalu siap beralih ke metode komunikasi, baik secara virtual maupun tatap muka.
Komunikasi, baik langsung maupun virtual mempunyai beberapa kegiatan diantaranya membina hubungan baik, membagikan informasi, saling mendengar dan saling mengerti. Adapun faktor-faktor pendukung kegiatan itu adalah keadaan, perasaan / emosi, kebutuhan dan permintaan berdasarkan perasaan dan kebutuhan.
6. Metode Belajar Campuran
Kelas campuran merupakan kelas yang menerapkan pembelajaran campuran yang memungkinkan peserta didik mendapatkan pengalaman yang optimal. Metode belajar campuran atau yang dikenal dengan Blended Learning merupakan program pendidikan yang memberikan fasilitas belajar kepada peserta didik dengan memenuhi ciri sebagai berikut :
- memngikuti pembelajaran secara asinkron yang memungkinkan peserta didik bebas untuk mengatur waktu, tempat, alur dan tempo belajarnya
- mengikuti pembelajaran sinkron dengan pendampingan guru pada suatu waktu dengan moda belajar tertentu
- menghubungkan beragam modalitas atau mata pelajaran menjadi suatu pengalaman belajar yang teropadu dan terintegrasi
- membantu peserta didik menjadia pelajar merdeka belajar yang berkomitmen pada tujuan, mandiri pada cara dan reflektif dalam mencapai sasaran belajar yang disepakatinya
Berdasarkan definisi tersebut, maka peserta didik yang mengikuti Blended Learning akan mengalami pembelajaran sebagai berikut :
- peserta didik melakukan pembelajaran mandiri dengan menyimak materi dari video pembelajaran di rumah sehingga peserta didik dapat memilih jadwal kapan akan menonton video tersebut kemudian mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru
- pendidik meminta peserta didik mempresentasikan tugas yang telah dikerjakan dan mendapatkan umpan balik terkait materi maupun semangat belajar
- pendidik dapat memastikan beragam metode dan media belajar yang digunakan agar terkoneksi dan menjadi satu kesatuan yang terintegrasi. Sehingga pembelajaran sinkronnya terkait dengan pembelajaran asinkron
- Pendidik dapat menyediakan sejumlah alat bantu yang dapat membantu mengatur jadwal dan pola belajarnya baik di sekolah maupun di rumah
Perbedaan pembelajaran sinkron dan asinkron adalah sebagai berikut.
Pembelajaran Sinkron | Pembelajaran Asinkron |
Pengertian Pembelajaran yang menghadirkan murid dan guru pada waktu yang bersamaan sehingga memungkinkan interaksi langsung antara murid dengan guru, murid dengan murid atau murid dengan narasumber lain dipandu oleh guru. Meski sering diasosiasikan dengan luring, pembelajaran sinkron bisa dilakukan secara daring. | Pengertian Pembelajaran yang memungkinkan murid belajar tanpa butuh kehadiran guru pada waktu bersamaan sehingga murid bisa mengatur waktu, tempat, alur dan tempo belajarnya. Pembelajaran asinkron bisa dilakukan secara luring maupun secara daring. |
Metode yang Disarankan Praktik: Murid menerapkan suatu prosedur dengan peralatan khusus. Diskusi: Murid melakukan tukar pikiran dalam atau antar kelompok. Refleksi Bersama: Murid menandai dan menilai proses dan capaian belajar secara kolektif. Umpan Balik: Murid memberikan umpan balik terhadap tugas atau proyek murid. | Metode yang Disarankan Penguasaan Materi: Murid mempelajari materi secara mandiri. Tugas Kontekstual: Murid mengerjakan tugas yang terkait dengan kehidupan atau lingkungan di sekitarnya. Proyek Kolaborasi: Murid mengerjakan suatu tugas yang membutuhkan kolaborasi dengan murid lain. Refleksi Personal: Murid menandai dan menilai proses dan capaian belajar secara personal. |
Kelebihan Aktivitas belajar interaktif. Guru bisa melakukan komunikasi interaktif dengan murid. Antusiasme belajar. Guru bisa menumbuhkan antusiasme belajar murid. Umpan balik sesuai kebutuhan. Guru bisa melakukan personalisasi umpan balik sesuai kompetensi murid. | Kelebihan Fleksibilitas jadwal. Murid bisa mengatur jadwal belajarnya secara mandiri. Tempo tergantung murid. Murid bisa memegang kendali terhadap tempo belajarnya. Umpan balik instan. Murid bisa mendapatkan umpan balik secara instan, tidak menunggu respon guru. |
Kelemahan Jadwal yang kaku. Satu jadwal yang sama untuk semua murid. Tempo tergantung guru. Tempo pembelajaran seringkali sangat tergantung pada guru. Kehadiran dan kualitas guru. Ketergantungan pada kehadiran dan kualitas guru. | Kelemahan Perasaan terisolasi. Murid berpotensi merasa sendirian dan terasing dari lingkungan sekitar. Penurunan antusiasme. Murid mungkin mengalami kehilangan semangat belajar. Kualitas bahan ajar. Ketergantungan pada ketersediaan bahan ajar yang berkualitas. |
1. Alasan pemilihan pembelajaran campuran diantaranya :
- kebutuhan belajar peserta didik
- kemandirian belajar
- tujuan pembelajaran
- karakteristik umpan balik
- ketersediaan waktu peserta didik
Posting Komentar untuk "Materi Diklat Semangat Guru"
Berkomentar dengan baik. Mohon tidak spam.