Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Perundingan Indonesia dan Belanda

\
Perundingan Indonesia - Belanda dan Arti Penting Persatuan dan Kesatuan Indonesia
 
Sebagaimana kita telah pelajari pada materi sebelumnya bahwa setelah  proklamasi kemeerdekaan, Sekutu maupun Belanda masih berusaha menguasai Indonesia yang menyebabkan terjadinya pertempuran untuk mengusir penjajah di berbagai wilayah tanah air. Berbagai perundingan yang dilakukan mencari penyelesaian konflik ini. Berikut ini beberapa perundingan antara Indonesia - Belanda. 
A. Perundingan Indonesia - Belanda
1. Perjanjian Linggarjati

Setelah sekitar satu tahun Sekutu bertugas di Indonesia, 14 Oktober 1946 tercapai kesepakatan gencatan senjata sehingga pertempuran antara Indonesia dengan Sekutu dan Belanda berhenti. Inggris mendorong diadakan perundingan antara Indonesia dengan Belanda. Salah satu tokoh yang dikirim oleh Belanda adalah Sir Archibald Clark Kerr. Salah satu perundingan yang ada adalah Perundingan Linggarjati.

Perundingan Linggarjati dilaksanakan di Linggarjati, Cirebon, Jawa Barat 10 November 1946. Dalam perundingan tersebut :
  • pihak Indonesia diwakili oleh Perdana Menteri Sutan Syahrir, Mohammad Roem, Susanto Tirtoprojo, dan A.K Gani. 
  • pihak Belanda diwakili oleh Prof. Schemenhorn
Hasil perundingan tersebut antara lain :
  • Belanda mengakui kedaulatan Republik Indonesia yang terdiri atas Sumatra, Jawa dan Madura
  • Republik Indonesia dan Kerajaan Belanda akan membentuk Negara Indonesia Serikat
Hasil perundingan ini disahkan tanggal 25 Maret 1947.

2. Perundingan Renville



Perundingan ini dilakasanakan tanggal 17 Januari 1947 di Kapal perang Amerika USS Renville yang berlabuh di Tanjung Priok. Delegasi atau perwakilan Indonesia adalah Perdana Menteri Amir Syarifuddin, pihak Belanda dipimpin R. Abdul Kadir Wijoyoatmojo. Perundingan ini ditengahi oleh Komisi Tiga Negara yang terdiri atas Australia, Belgia, dan Amerika Serikat. 
Isi perundingannya adalah sebagai berikut. 
  • Belanda hanya mengakui daerah atas Jawa Tengah, Yogyakarta dan sebagian kecil Jawa Barat, dan Sumatra
  • Tentara Republik Indonesia harus ditarik mundur dari daerah-daerah yang telah diduduki oleh Belanda
Perjanjian ini sangatlah merugikan Indonesia, selain beberapa daerah harus dikosongkan, dibuat pula garis demarkasi (pemisah) yang disebut garis Van Mook.

3. Perundingan Roem Royen


7 Mei 1949 dilaksanakan Perundingan Roem Royen. Perundingan ini ditengahi oleh UNCI (United Commision for Indonesia). Indonesia diwakili oleh Moh.Roem sedangkan dari pihak Belanda diwakili oleh Dr.H.J van Royen.
Hasil perundingan tersebut antara lain :
  • pemerintahan Indonesia akan dikembalikan ke Yogyakarta
  • Indonesia dan Belanda akan mengadakan Konferensi Meja Bundar
4. Konferensi Meja Bundar

Tindak lanjut dari hasil perundingan Roem Royen, 23 Agustus - 2 November 1949 diadakan Konferensi Meja Bundar (KMB). Konferensi Meja Bundar dipimpin oleh Dr William Dress. Tokoh-tokoh dalam KMB adalah sebagai berikut:
  • Belanda : Mr Van Marseveen
  • Indonesia : Moh Hatta
  • BFO : Sultan Hamid II
  • UNCI : Crithley
Hasil KMB diantaranya :
  • Belanda mengakui RIS (Republik Indonesia Serikat) sebagai negara yang merdeka dan berdaulat
  • masalah Irian Barat penyelesaiannya ditunda selama satu tahun
  • akan dibentuk Uni Indonesia Belanda yang bersifat longgar berrdasarkan kerja sama secara sukarela dan sederajad
  • akan dibentuk Angkatan Perang Republik Indonesia Setikat dengan TNI sebagai intinya.

B. Arti Penting Persatuan dan Kesatuan Indonesia
Setelah perjuangan yang dilakukan oleh seluruh warga Indonesia dan tercapai kemerdekaan. Banyak sekali nilai-nilai penting yang dapat diambil.Tahap-tahap sejarah terbentuknya semangat persatuan tersebut diantaranya :
1. Perasaan Senasib
Perasaan ini muncul karena bersama-sama hidup di alam penjajahan menjadikan mereka bersatu padu bangkit dan berjuang melawan penjajah tanpa memandang latar belakangnya. 

2. Kebangkitan nasional
Kebangkitan nasional di Indonesia ditandai dengan lahirnya Budi Utomo (1908) yang didirikan oleh Dr Sutomo dan para mahasiswa STOVIA yaitu Goenawan Mangoenkoesoemo dan Suraji pada tanggal 20 Mei 1908. Budi Utomo digagas oleh Dr Wahidin Sudirohusodo. Tujuannya untuk mencapai kemerdekaan Indonesia,
Setelah Organisasi Budi Utomo lahir, kemudian bermunculanlah organisasi yang bertujuan mencapai Indonesia merdeka diantaranya Sarikat Islam (1911), Muhammadiyah (1912), Indiche Partij (1911), Perhimpunan Indonesia (1924), Partai Nasional Indonesia (1929),dan lainnya.

3. Sumpah Pemuda
Ikrar Sumpah Pemuda dilakukan oleh para pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928 di Jakarta yang merupakan ikrar persatuan tanah air, bangsa dan bahasa Indonesia.

4. Proklamasi Kemerdekaan
Proklamasi kemerdekaan merupakan titik puncak dari perjuangan bangsa Indonesia. Puncak ini bukanlah akhir namun sebagai generasi penerus harus tetap berjuang dan mengisi kemerdekaan dengan terus berkarya di berbagai bidang. 

Arti penting persatuan dan kesatuan bagi bangsa Indonesua merupakan alat untuk menapai cita-cita kemerdekaan yaitu mencapai masyarakat adil makmur. 


Untuk mempermudah pemahaman kalian, tentang materi ini, simaklah penjelasan pak guru berikut. Wajib disimak ya.....




Apabila kalian ingin mencetak materi ini, kalian dapat mengunduh materi pada link berikut.

Tugas

Tulislah pada kertas gambar ukuran A4 (kertas buku gambar biasa)  Teks  Sumpah Pemuda. 

Tulislah dengan rapi dan berilah hiasan yang bagus. Dibuat seperti mini mading juga boleh. Tugas dikumpulkan saat pengumpulan tugas BDR

Posting Komentar untuk "Perundingan Indonesia dan Belanda"