Aksi Nyata Modul 3.1 Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin
Aksi Nyata Modul 3.1 Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin
Aksi Nyata Modul 3.1 mengenai Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin. Tujuan dari kegiatan ini adalah agar CGP dapat mempraktikkan proses pengambilan keputusan, paradigma, prinsip dan pengujian di sekolah CGP. Dalam kegiatan ini saya menggunakan metode refleksi 4P, yaitu peristiwa perasaan, pembelajaran serta perubahan. Aksi nyata modul 3.1 saya adalah sebagai berikut.
Peristiwa
Situasi dilema etika ini terjadi di kelas VI semester genap ini di mana kegiatan les Sabtu (les tambahan pelajaran untuk kelas VI mempersiapkan ASPD), outbond serta adanya tes pendalaman materi (TPM) dilakukan. Les Sabtu terjadwal setiap hari Sabtu pukul 07.00 - 10.00, outbond dilakukan pada tanggal tertentu yang dijadwalkan sekolah pada bulan Februari sedangkan TPM dilaksanakan sesuai jadwalnya oleh Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga. Karena kegiatan ini sudah rutin dan terjadwal maka sosialisasi kegiatan kepada orang tua selalu dilakukan. Salah satu kejadian yang mengandung dilema etika yang saya hadapi adalah terdapatnya siswa yang izin dalam kegiatan Les Sabtu, outbond atau TPM karena berbagai hal seperti acara keluarga, lomba, mendaftar pondok, enggan mengikuti les karena seharusnya libur dan lainnya.
Konsekuensi yang diperoleh siswa ketika tidak mengikuti Les Sabtu adalah ia akan ketinggalan materi sesuai kisi-kisi ASPD yang diajarkan pada hari itu. Konsekuensi ketika siswa tidak mengikuti outbond adalah kehilangan momen kebersamaan berpetualang dengan teman kelas VI karena kegiatan ini merupakan kegiatan outbond terakhir di kelas VI sedangkan konsekuensi bagi siswa yang tidak mengikuti TPM adalah tidak memperoleh nilai. Izin kegiatan outbond dan les lebih berdampak langsung pada siswa, namun izin tidak mengikuti TPM akan berdampak langsung kepada siswa dan sekolah. Dampak yang ditimbulkan apabila siswa tidak mengikuti TPM bagi sekolah adalah kemungkinan menurunnya rerata sekolah karena kurangnya nilai mata pelajaran yang berdampak pada penurunan rangking sekolah terlebih untuk sekolah swasta, rangking sekolah merupakan sarana promosi sekolah.
Apabila guru mengizinkan maka rerata sekolah akan turun namun siswa dapat mengikuti kegiatan keluarga, lomba, mendaftar pondok dan lainnya. Sedangkan jika guru tidak mengizinkan maka rerata sekolah akan tetap bertahan baik bahkan dapat mengalami peningkatan yang dapat digunakan untuk promosi sekolah, namun siswa dapat tertinggal kegiatan pribadinya yang mungkin dapat berdampak pada siswa tersebut. Izin yang diberikan dengan mudah kepada siswa akan menjadikan siswa "nggampangke" atau menganggap sepele aturan atau keyakinan sekolah. Mengingat adanya dua hal baik yang berbenturan, maka situasi siswa mengajukan izin TPM ini merupakan salah satu masalah dilema etika. Hal senada juga diharapkan tidak terjadi pada saat ASPD.
Langkah Pengambilan Keputusan
1. Nilai yang bertentangan dalam situasi tersebut adalah nilai tanggung jawab dan kepedulian
2. Pihak yang terlibat dalam situasi tersebut adalah siswa dan guru kelas VI
3. Fakta yang relevan : mengikuti program sekolah dan menjaga nama baik sekolah adalah kewajiban seorang siswa
4. Pengujian benar salah
- uji legal (aspek pelanggaran hukum) : tidak ada pelanggaran hukum dalam situasi tersebut
- uji regulasi (pelanggaran kode etik) : tidak ada pelanggaran kode etik
- uji intuisi :ada perilaku yang salah dari manajemen waktu siswa
- uji publikasi : Karena masalah ini merupakan masalah internal sekolah dan masih dapat diselesaikan ditingkat sekolah maka tidak perlu diviralkan untuk menjaga nama sekolah serta siswa yang bersangkutan
- uji panutan : Keputusan yang diambil adalah mengkonfirmasi perizinan siswa tersebut kepada orang tua dan melakukan diskusi mengenai acara atau kegiatan siswa yang waktunya bersamaan dengan kegiatan sekolah. Apabila dirasa pemberian izin tersebut tepat mengingat kepentingan dari siswa, maka akan dilakukan
Perasaan
Saat saya melakukan proses pengambilan keputusan tersebut, ada rasa takut apabila kepusan yang saya ambil merupakan keputusan yang salah. Namun, setelah berkoordinasi dengan kepala sekolah dan rekan sejawat saya merasa mantab mengambil keputusan tersebut.
Pembelajaran
Pembelajaran yang saya peroleh dari kegiatan pemecahan masalah ini adalah saya menjadi lebih memahami mengenai dilema etika, prinsip, paradigma serta uji-uji yang harus dilakukan untuk mengambil keputusan yang tepat. Dalam mengambil keputusan, saya juga memerlukan kolaborasi dengan rekan lain agar memeproleh masukan yang membangun agar tidak salah langkah dalam mengambil keputusan.
Perubahan
Perubahan yang akan saya lakukan setelah belajar mengenai dilema etika dan cara pengambilan keputusan berdasarkan nilai-nilai kebajikan serta menerapkannya, maka saya akan lebih teliti lagi dalam mengambil keputusan untuk meminimalkan resiko.
Demikian, semoga bermanfaat. Salam dan Bahagia
Posting Komentar untuk "Aksi Nyata Modul 3.1 Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin"
Berkomentar dengan baik. Mohon tidak spam.