Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Best Practice Dengan Metode STAR

 

Best Practice dengan Metode STAR

Best Practice atau cerita baik merupakan salah satu hal yang dapat dilakukan oleh seorang guru untuk menghasilkan sebuah karya tulis ilmiah. Tidak hanya dalam keseharian, namun ternyata pada program Pendidikan Profesi Guru (PPG) Dalam Jabatanpun, penyusunan best practice menjadi salah satu tagihan yang harus diselesaikan oleh mahasiswa dalam LMS. Best Practice dalam LMS PPG mengharuskan mahasiswa menyusun cerita baik dengan metode STAR berkaitan dengan pengalamn mengatasi permasalahan siswa dalam pembelajaran. Metode STAR merupakan singkatan dari Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil dan Dampak. 

Hal-hal yang harus dituliskan dalam penyusunan best practice ini diantaranya :

  1. Lokasi
  2. Lingkup pendidikan
  3. Tujuan yang ingin dicapai
  4. Tanggal
  5. Situasi, merupakan kondisi atau keadaan yang menjadi latar velakang masalah, mengapa praktik tersebut penting untuk dibagikan, apa yang menjadi peran serta tanggung jawab penyusun dalam praktik ini
  6. Tantangan, berisi hal-hal yang menjadi tantangan dalam mencapai tujuan tersebut. Selain itu, dalam tantangan ini juga disampaikan pihak-pihak yang terlibat dalam praktik baiknya
  7. Aksi, berisi langkah-langkah apa yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut atau strategi apa yang digunakan, bagaimana prosesnya, siapa saja yang terlibat serta apa saja sumber data atau materi yang diperlukan untuk melaksanakan strategi ini
  8. Refleksi hasil dan dampak, berisi mengenai bagaimana dampak dari aksi atau langkah-langkah yang dilakukan, bagaimana hasilnya (efektif atau tidak), mengapa hasilnya demikian, bagaimana respon orang lain mengenai strategi yang dilakukan serta apa yang menjadi faktor keberhasilan atau ketidakberhasilan dari strategi yang dilakukan. Selain itu, juga dituliskan pembelajaran (lesson learned) apa yang diperoleh dari seluruh proses tersebut. 
Contoh penyusunan Best Practice dengan metode STAR adalah sebagai berikut.

LK 3.1 Menyusun Best Practices

 

Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice)  Menggunakan Metode Star (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak)

Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Siswa Dalam Pembelajaran

 

Lokasi

SD ......


Lingkup Pendidikan

Sekolah Dasar


Tujuan yang ingin dicapai

    1. Guru dapat mengoptimalkan model pembelajaran yang inovatif sesuai dengan karakteristik peserta didik untuk meningkatkan  motivasi dan minat belajar

    2.  Meningkatnya kemampuan IPA siswa kelas 6

 

Penulis

Cahaya Mentari


Tanggal

... November 2022


Situasi:


     

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan, ditemukan berbagai permasalahan, diantaranya :

    1. Guru belum optimal menggunakan media pembelajaran yang menarik  yang sesuai dengan karakteristik peserta didik, mislanya modul, alat peraga, video pembelajaran dan lain-lain. Hal tersebut terjadi karena terbatasnya pengetahuan mengenai media pembelajaran yang ada serta keterbatasan waktu yang dimiliki guru.

   2.Guru belum menerapkan model pembelajaran yang inovatif

Permasalahan-permasalahan tersebut menyebabkan :

    a.  motivasi dan minat peseta didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran rendah

    b. hasil belajar siswa belum seluruhnya optimal

    c. siswa kurang memahami materi yang disampaikan

    Berdasarkan permasalahan tersebut, maka agar minat dan motivasi belajar diperlukan suatu model pembelajaran yang inovatif dan penggunaan media pembelajaran yang sesuai dengan materi ajar yang diampaikan. Model pembelajaran PBL atau Problem Based Learning yang dipadukan dengan Cooperative Learning merupakan alternatif solusi yang dipilih. Model pembelajaran ini merupakan pembelajaran berpusat pada siswa yang melibatkan keaktifan serta peran peserta didik untuk memecahkan suatu permasalahan dengan cara berkolaborasi, berdiskusi, demonstrasi dalam kelompok kecil serta mempresentasikan hasilnya di depan kelas. Hal ini akan memberikan dampak berupa tumbuhnya keberanian peserta didik untuk menyampaikan pendapat. Peran guru dalam model pembelajaran ini adalah sebagai fasilitator, motivator serta sebagai pembimbing jalannya pembelajaran agar tujuan pembelajaran tercapai dengan baik.

 

Tantangan :



                                                                                                            

Hasil identifikasi masalah, refleksi diri, wawancara terhadap beberapa tokoh (guru, kepala sekolah, pakar serta peserta didik) menghasilkan bebrapa hal yang menjadi tantangan, diantaranya :

a. Karena kegiatan pembelajaran pada jenjang kelas sebelumnya adalah PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh) akibat pandemi covid-19 , maka penguasaan materi dasar pada kelas sebelumnya masih rendah

b. Guru belum melaksanakan pembelajaran yang inovatif di mana  model pembelajaran dan metode mengajar yang digunakan kurang  menarik. Hal ini menjadikan minat belajar peserta didik  di kelas masih rendah.

c. Guru masih berfokus pada penyelesaiaan materi yang sangat banyak dengan jumlah jam mengajar yang banyak pula

d. Guru masih perlu memotivasi diri untuk terus belajar dan memperbaiki pembelajaran ( refleksi diri ).

Tantangan tersebut yang mengharuskan guru menggunakan model pembelajaran yang dikombinasikan media pembelajaran yang inovatif secara optimal sesuai karakteristik peserta didik, seperti menggunakan video pembelajaran, alat peraga, serta mewujudkan lingkungan belajar yang mendukung sesuai karakteristik materi pelajaran agar konsep materi pelajaran yang akan diajarkan sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik.

Pihak yang terlibat dalam tantangan ini diantaranya peserta didik, guru dan kepala sekolah


Aksi :

    

 Langkah-langkah yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut diantaranya :

   a.Tantangan mengenai media pembelajaran

Guru meningkatkan kemampuannya dengan menggunakan media pembelajaran berbasis IT seperti penggunaan aplikasi-aplikasi pembelajaran (misalnya Canva untuk membuat tampilan presentasi guru), menampilkan video pembelajaran yang  menarik, menggunakan alat peraga, yang dapat diaplikasikan saat kegiatan  pembelajaran agar dapat meningkatkan motivasi dan minat belajar peserta didik.  Materi ajar juga akan lebih mudah dipahami dengan menghadirkan benda abstrak menjadi konkret di dalam kelas melalui media berbasis IT

    b. Tantangan mengenai Model Pembelajaran

Guru harus mengetahui dan memahami sintaks-sintaks dari model pembelajaran yang digunakan, dalam hal ini Problem Based Learning untuk aksi 1 dan model Cooperative Learning untuk Aksi 2 yang digunakan dalam mengajar. Harapannya, pelaksaan pembelajaran akan lebih tertata mulai dari kegiatan awal,inti dan penutup.

     c.  Tantangan mengenai Metode / Strategi Pembelajaran

    Metode studi kasus dan demonstrasi serta diskusi kelompok ( kolaborasi) dipilih agar seluruh peserta didik dapat terlibat secara aktif dan berani menyampaikan pendapat selama kegiatan pembelajaran

         d. Tantangan mengenai Penilaian

Guru harus melakukan penilaian secara keseluruhan dari ranah kognitif, efektif dan psikomotorik. Instrumen penilaian terdiri dari capaian pembelajaran setiap ranah, kisi-kisi, soal, rubrik penilaian atau pedoman penskoran. Evaluasai atau soal yang disusun diarahkan pada soal berbasis HOTS

    

Refleksi Hasil dan dampak


 

1. Dengan menerapkan model pembelajaran berbasis masalah ( PBL ) pada kegiatan  aksi 1 dan dengan model Pembelajaran Kooperatif pada  Aksi 2, di mana keduanya menggunakan aplikasi Canva sebagai aplikasi yang digunakan untuk membuat media pembelajaran berbasis ICT serta alat peraga yang disesuaikan dengan karakteristik materi, peserta didik lebih termotivasi dan bersemangat gat selama proses pembelajaran. Peserta didik dapat melihat contoh secara konkret dengan demontrasi dan diskusi dalam sebuah kelompok. Kegiatan kerja dalam kelompok dan melakukan presentasi di depan kelas melatih peserta didik untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan permasalahan yang disajikan guru dalam kelompok kecil. Hal ini menjadikan seluruh peserta didik terlibat aktif dalam pembelajaran.

2. Penggunaan aplikasi Canva, alat peraga, demonstrasi, dan diskusi kelompok mengakomodasi ranah kognitif, afektif dan psikomotorik terlaksana dalam satu waktu pembelajaran dan pemahaman siswa akan materi pelajaran lebih meningkat.


B.Keberhasilan strategi tersebut terlihat dari  keseluruhan kegiatan  pembelajaran mulai awal, inti dan penutup menunjukkan peserta didik yang aktif dan bersemangat serta lebih memahami materi yang disampaikan. Hal ini juga terlihat dari hasil evaluasi peserta didik yang  mengalami peningkatan dibanding sebelumnya.

 

C.Faktor yang menjadi ukuran kekurangan dari metode yang digunakan adalah

1.  adanya peserta didik yang kurang aktif terlibat dalam diskusi kelompok

2. mhasil evaluasi individu peserta didik masih dibawah KKM, meskipun tidak banyak

 

D.Pembelajaran yang saya dapat dari keseluruhan proses yang telah dilakukan diantaranya :

1. Peserta didik lebih semangat dan aktif mengikuti kegiatan pembelajaran.

2. Peserta didik berlatih untuk berdiskusi , bekerjasama dalam kelompok kecil, berpikir kritis, berani berpendapat serta melatih siswa untuk menjadi tutor sebaya.

3. Suasana selama kegiatan belajar mengajar menjadi lebih dinamis, semarak dan lebih menyenangkan oleh keaktifan siswa


 Demikian semoga bermanfaat




Posting Komentar untuk "Best Practice Dengan Metode STAR"