Best Practice Dengan Metode STAR
Best Practice dengan Metode STAR
Best Practice atau cerita baik merupakan salah satu hal yang dapat dilakukan oleh seorang guru untuk menghasilkan sebuah karya tulis ilmiah. Tidak hanya dalam keseharian, namun ternyata pada program Pendidikan Profesi Guru (PPG) Dalam Jabatanpun, penyusunan best practice menjadi salah satu tagihan yang harus diselesaikan oleh mahasiswa dalam LMS. Best Practice dalam LMS PPG mengharuskan mahasiswa menyusun cerita baik dengan metode STAR berkaitan dengan pengalamn mengatasi permasalahan siswa dalam pembelajaran. Metode STAR merupakan singkatan dari Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil dan Dampak.
Hal-hal yang harus dituliskan dalam penyusunan best practice ini diantaranya :
- Lokasi
- Lingkup pendidikan
- Tujuan yang ingin dicapai
- Tanggal
- Situasi, merupakan kondisi atau keadaan yang menjadi latar velakang masalah, mengapa praktik tersebut penting untuk dibagikan, apa yang menjadi peran serta tanggung jawab penyusun dalam praktik ini
- Tantangan, berisi hal-hal yang menjadi tantangan dalam mencapai tujuan tersebut. Selain itu, dalam tantangan ini juga disampaikan pihak-pihak yang terlibat dalam praktik baiknya
- Aksi, berisi langkah-langkah apa yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut atau strategi apa yang digunakan, bagaimana prosesnya, siapa saja yang terlibat serta apa saja sumber data atau materi yang diperlukan untuk melaksanakan strategi ini
- Refleksi hasil dan dampak, berisi mengenai bagaimana dampak dari aksi atau langkah-langkah yang dilakukan, bagaimana hasilnya (efektif atau tidak), mengapa hasilnya demikian, bagaimana respon orang lain mengenai strategi yang dilakukan serta apa yang menjadi faktor keberhasilan atau ketidakberhasilan dari strategi yang dilakukan. Selain itu, juga dituliskan pembelajaran (lesson learned) apa yang diperoleh dari seluruh proses tersebut.
LK 3.1 Menyusun Best Practices
Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice) Menggunakan Metode Star (Situasi, Tantangan,
Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak)
Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Siswa Dalam Pembelajaran
Lokasi
|
SD ...... |
Lingkup
Pendidikan |
Sekolah Dasar |
Tujuan
yang ingin dicapai |
1. Guru dapat mengoptimalkan model
pembelajaran yang inovatif sesuai dengan karakteristik peserta didik untuk
meningkatkan motivasi dan minat belajar 2. Meningkatnya kemampuan IPA siswa
kelas 6
|
Penulis
|
Cahaya Mentari |
Tanggal
|
... November 2022 |
Situasi:
|
Berdasarkan hasil
observasi yang dilakukan, ditemukan berbagai permasalahan, diantaranya : 1. Guru belum optimal menggunakan
media pembelajaran yang menarik yang
sesuai dengan karakteristik peserta didik, mislanya modul, alat peraga, video
pembelajaran dan lain-lain. Hal tersebut terjadi karena terbatasnya pengetahuan
mengenai media pembelajaran yang ada serta keterbatasan waktu yang dimiliki
guru. 2.Guru belum menerapkan model pembelajaran yang inovatif Permasalahan-permasalahan
tersebut menyebabkan : a. motivasi dan minat peseta didik
dalam mengikuti kegiatan pembelajaran rendah b. hasil belajar siswa belum
seluruhnya optimal c. siswa kurang memahami materi yang disampaikan Berdasarkan permasalahan tersebut, maka agar minat dan motivasi belajar diperlukan suatu model pembelajaran yang inovatif dan penggunaan media pembelajaran yang sesuai dengan materi ajar yang diampaikan. Model pembelajaran PBL atau Problem Based Learning yang dipadukan dengan Cooperative Learning merupakan alternatif solusi yang dipilih. Model pembelajaran ini merupakan pembelajaran berpusat pada siswa yang melibatkan keaktifan serta peran peserta didik untuk memecahkan suatu permasalahan dengan cara berkolaborasi, berdiskusi, demonstrasi dalam kelompok kecil serta mempresentasikan hasilnya di depan kelas. Hal ini akan memberikan dampak berupa tumbuhnya keberanian peserta didik untuk menyampaikan pendapat. Peran guru dalam model pembelajaran ini adalah sebagai fasilitator, motivator serta sebagai pembimbing jalannya pembelajaran agar tujuan pembelajaran tercapai dengan baik.
|
Tantangan : |
Hasil identifikasi masalah, refleksi diri, wawancara terhadap beberapa tokoh (guru, kepala sekolah, pakar serta peserta didik) menghasilkan bebrapa hal yang menjadi tantangan, diantaranya : a. Karena kegiatan pembelajaran pada jenjang kelas sebelumnya adalah PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh) akibat pandemi covid-19 , maka penguasaan materi dasar pada kelas sebelumnya masih rendah b. Guru belum melaksanakan pembelajaran yang inovatif di mana model pembelajaran dan metode mengajar yang digunakan kurang menarik. Hal ini menjadikan minat belajar peserta didik di kelas masih rendah. c. Guru masih berfokus pada penyelesaiaan materi yang sangat banyak dengan jumlah jam mengajar yang banyak pula d. Guru masih perlu memotivasi diri untuk terus belajar dan memperbaiki pembelajaran ( refleksi diri ). Tantangan tersebut yang mengharuskan guru menggunakan model pembelajaran yang dikombinasikan media pembelajaran yang inovatif secara optimal sesuai karakteristik peserta didik, seperti menggunakan video pembelajaran, alat peraga, serta mewujudkan lingkungan belajar yang mendukung sesuai karakteristik materi pelajaran agar konsep materi pelajaran yang akan diajarkan sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik. Pihak
yang terlibat dalam tantangan ini diantaranya peserta didik, guru dan kepala
sekolah |
Aksi : |
Langkah-langkah yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut diantaranya : a.Tantangan
mengenai media pembelajaran Guru meningkatkan kemampuannya dengan menggunakan media
pembelajaran berbasis
IT seperti penggunaan aplikasi-aplikasi pembelajaran (misalnya Canva untuk
membuat tampilan presentasi guru), menampilkan video
pembelajaran yang menarik, menggunakan alat
peraga, yang dapat diaplikasikan saat
kegiatan pembelajaran agar dapat meningkatkan motivasi
dan minat belajar peserta
didik. Materi ajar juga akan
lebih mudah dipahami dengan menghadirkan benda abstrak menjadi konkret di dalam
kelas melalui media
berbasis IT b. Tantangan
mengenai Model Pembelajaran Guru harus mengetahui dan memahami sintaks-sintaks dari
model pembelajaran yang
digunakan, dalam hal ini Problem Based Learning untuk aksi 1
dan model Cooperative Learning untuk Aksi 2 yang digunakan dalam mengajar. Harapannya, pelaksaan pembelajaran akan lebih tertata mulai dari kegiatan awal,inti dan
penutup. c. Tantangan
mengenai Metode / Strategi Pembelajaran Metode studi kasus dan demonstrasi serta diskusi kelompok ( kolaborasi) dipilih agar seluruh peserta didik dapat terlibat secara aktif dan berani menyampaikan pendapat selama kegiatan pembelajaran d. Tantangan
mengenai Penilaian Guru harus melakukan penilaian secara
keseluruhan dari ranah kognitif, efektif dan psikomotorik. Instrumen
penilaian terdiri dari capaian pembelajaran setiap ranah, kisi-kisi, soal, rubrik
penilaian atau pedoman
penskoran. Evaluasai atau soal yang disusun diarahkan pada soal berbasis HOTS. |
Refleksi Hasil dan
dampak
|
1. Dengan menerapkan model pembelajaran berbasis masalah ( PBL ) pada kegiatan aksi 1 dan dengan model Pembelajaran Kooperatif pada Aksi 2, di mana keduanya menggunakan aplikasi Canva sebagai aplikasi yang digunakan untuk membuat media pembelajaran berbasis ICT serta alat peraga yang disesuaikan dengan karakteristik materi, peserta didik lebih termotivasi dan bersemangat gat selama proses pembelajaran. Peserta didik dapat melihat contoh secara konkret dengan demontrasi dan diskusi dalam sebuah kelompok. Kegiatan kerja dalam kelompok dan melakukan presentasi di depan kelas melatih peserta didik untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan permasalahan yang disajikan guru dalam kelompok kecil. Hal ini menjadikan seluruh peserta didik terlibat aktif dalam pembelajaran. 2. Penggunaan aplikasi Canva, alat peraga, demonstrasi, dan diskusi kelompok mengakomodasi ranah kognitif, afektif dan psikomotorik terlaksana dalam satu waktu pembelajaran dan pemahaman siswa akan materi pelajaran lebih meningkat. B.Keberhasilan strategi tersebut terlihat dari keseluruhan kegiatan pembelajaran mulai awal, inti dan penutup menunjukkan peserta
didik yang aktif dan bersemangat serta lebih memahami materi yang disampaikan. Hal ini juga
terlihat dari hasil evaluasi peserta didik yang mengalami peningkatan dibanding sebelumnya.
C.Faktor yang menjadi ukuran kekurangan dari metode
yang digunakan adalah 1. adanya peserta didik yang kurang
aktif terlibat dalam diskusi kelompok 2. mhasil evaluasi individu peserta didik masih dibawah KKM, meskipun tidak banyak
D.Pembelajaran yang saya dapat dari keseluruhan proses
yang telah dilakukan
diantaranya : 1. Peserta didik lebih semangat dan aktif mengikuti kegiatan
pembelajaran. 2. Peserta didik berlatih untuk berdiskusi , bekerjasama dalam kelompok
kecil, berpikir kritis, berani berpendapat serta melatih siswa untuk menjadi
tutor sebaya. 3. Suasana selama kegiatan belajar mengajar menjadi lebih dinamis, semarak dan
lebih menyenangkan oleh
keaktifan siswa |
Demikian semoga bermanfaat
Posting Komentar untuk "Best Practice Dengan Metode STAR"
Berkomentar dengan baik. Mohon tidak spam.