Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Best Practice

 

Best Practice : Lagu Dangdut Populer untuk Meningkatkan Pemahaman Indikator USBN IPA Siswa Kelas VI


Best practice merupakan salah satu karya ilmiah yang dapat dijadikan sebagai pilihan selain PTK dan karya tulis lainnya. Belum lama ini saya mendapat tugas untuk menyusun best practice yang saya lakukan selama ini di tempat saya bekerja. Mengingat bahwa best practice merupakan karya ilmiah, tentu saja penyusunannyapun menggunakan kaidah-kaidah penyusunan karya ilmiah.  

Format penulisan best practice terdiri dari :
  • Judul
  • Abstrak
  • Halaman pengesahan
  • Pernyataan keaslian
  • Daftar isi
  • Bab 1 Pendahuluan, terdiri dari latar belakang masalah, tujuan dan manfaat
  • Bab 2 Kajian Pustaka mengenai variabel-variabel karya tulis
  • Bab 3 Metodologi : Setting tempat, waktu dan subyek, tahap-tahap pelaksanaan
  • Bab 4 Hasil dan Pembahasan
  • Bab 5 Kesimpulan dan Saran
  • Daftar Pustaka
  • Lampiran-lampiran
Berikut ini adalah Best Practice saya untuk bab 1 hingga bab 3 saja. 

Hasilnya dapat dilihat secara singkat melalui abstrak

ABSTRAK

Best practice ini bertujuan untuk memberikan gambaran kondisi awal akademik siswa kelas VI SD Muhammadiyah Karangwaru tahun ajaran 2018 / 2019,  metode pembelajaran yang digunakan untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi indikator USBN IPA dan kondisi akhir akademik siswa setelah pembelajaran menggunakan metode yang diterapkan dilihat dari hasil TPM dan USBN Proses pelaksaan best practice ditempuh dengan menggunakan metode Mneumonic berupa pengubahan lirik lagu digantikan dengan materi IPA yang sesuai dengan indikator USBN. Hasil dari  best practice ini adalah nilai  akademik siswa setelah pembelajaran menggunakan metode yang diterapkan dilihat dari nilai hasil tes penjajagan dan hasil TPM dan USBN menunjukkan terdapat peningkatan rerata capaian nilai IPA dari 68,4 menjadi 84,59.

Kata Kunci: Mnemonic, lagu dangdut populer, indikator USBN IPA 

This best practice aims to provide an overview of the initial academic conditions of Grade VI students of SD Muhammadiyah Karangwaru in the 2018/2019 school year, learning methods used to improve students' understanding of the USBN IPA indicator material and the student's final academic condition after learning using the applied method seen from the TPM results and USBN The process of implementing best practice is carried out using the Mneumonic method in the form of changing the song lyrics replaced with natural science material in accordance with the USBN indicator. The results of this best practice are students' academic scores after learning using the applied method seen from the assessment test results and the results of the TPM and USBN show there is an increase in the average achievement of science scores from 68.4 to 84.59. 

Keywords: Mnemonic, popular dangdut song, USBN IPA indicator

 


BAB I

PENDAHULUAN

 

A.    Latar Belakang Masalah

Siswa kelas VI sekolah dasar merupakan tahapan pendidikan tertinggi bagi seorang siswa pada tingkat SD. Berdasarkan teori perkembangan kognitif Piaget, siswa kelas VI rata-rata berumur 11 – 13 tahun. Pada tahapan ini, siswa memasuki tahap operasi formal. B.R. Hergenhan dan Mathew H Olson, 2012: 320 menjelaskan pada tahap ini anak-anak bisa menangani situasi hipotesis, dan proses berfikir mereka tak lagi tergantung hanya pada hal-hal yang berlangsung riil. Pemikiran pada tahap ini semakin logis. Jadi, aparatus mental yang dimilikinya semakin canggih namun aparatus ini dapat diarahkan ke solusi berbagai problem kehidupan yang tiada berkesudahan.

Kemampuan-kemampuan tersebut menjadikan siswa kelas VI menjadi ujung tombak dalam membawa nama baik sekolah dalam bidang akademik yang dilihat dari rerata hasil USBN-nya. Semakin tinggi rerata hasil USBN yang diraih oleh sekolah tersebut, semakin berprestasilah sekolah tersebut dalam pandangan masyarakat. Namun, terkadang banyak sekali permasalahan yang dihadapi oleh guru kelas VI terkait dengan proses pembelajaran di kelasnya. Salah satu permasalahan yang dihadapi oleh guru kelas VI adalah banyaknya materi ajar dari kelas sebelumnya yang sudah dilupakan oleh siswa kelas VI, di mana materi ajar tersebut menjadi indikator dalam Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN). Kendala kedua yang dihadapi oleh guru kelas VI adalah terbatasnya waktu yang ada untuk mengulang kembali materi ajar dari kelas IV-V ditambah membelajarkan materi di kelas VI. Kemampuan guru untuk mengelola waktu dengan baik menjadi tantangan utama guru kelas VI.

Berdasarkan Permendikbud No. 20 Tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan bahwa lulusan SD dalam dimensi pengetahuan harus memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif pada tingkat dasar berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya serta mampu mengaitkan pengetahuan di atas dalam konteks diri sendiri, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, dan negara.  Indikator USBN IPA untuk tahun ajaran 2018 / 2019 terdapat lebih kurang lima puluh empat  indikator yang harus dipelajari dengan alokasi waktu sekitar 10 bulan. Hal ini menjadikan guru kelas VI terutama guru IPA harus mengatur strategi yang baik agar siswa dapat mengingat dan memahami materi yang diajarkan dengan waktu yang singkat sehingga diperlukan suatu metode mengajar yang menyenangkan agar memotivasi siswa untuk lebih mudah memahami materi.

Salah satu hal yang menarik dari siswa SD Muhammadiyah Karangwaru kelas VI adalah kebiasaan siswa yang suka menyanyikan lagu dangdut atau lagu-lagu populer dewasa yang ada. Sangat disayangkan, anak-anak tersebut sangat familiar dengan lagu-lagu orang dewasa yang liriknya belum pantas untuk mereka cerna dalam kehidupan sehari-hari. Metode mengajar yang menarik merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan oleh guru untuk menarik minat siswa terhadap pembelajaran, diantaranya dengan mengubah lirik lagu yang digemari siswa dengan materi ajar yang bersangkutan

 

B.     Masalah dan Pemecahan Masalah

      Dari uraian latar belakang masalah diatas maka permasalahan dalam best practice ini adalah :

1.    Siswa kelas VI sebagai ujung tombak prestasi akademik sekolah

2.    Kondisi awal siswa kelas VI yang banyak kesulitan mengingat dan memahami materi pembelajaran di kelas IV dan V

3.    Banyaknya materi dalam indikator USBN IPA yang harus dikuasai oleh siswa

4.    Terbatasnya waktu pembelajaran di kelas VI

 

 Berdasarkan permasalahan di atas maka perlu dilakukan inovasi metode pengajaran yang menarik dan memotivasi siswa sehingga siswa lebih mudah memahami pelajaran yang diajarkan dan membekas dalam ingatan siswa

  

C.    Rumusan Masalah

1.             Bagaimana kondisi awal akademik siswa kelas VI SD Muhammadiyah Karangwaru tahun ajaran 2018 / 2019 ?

2.             Metode pembelajaran apa yang sesuai untuk meningkatkan pemahaman siswa kelas VI terhadap indikator USBN IPA yang efektif untuk alokasi waktu yang terbatas namun menyenangkan?

3.             Bagaimana kondisi akhir akademik siswa setelah pembelajaran menggunakan metode yang diterapkan dilihat dari hasil TPM dan USBN?

 

D.    Tujuan Best Practice

Tujuan Best Practice ini adalah untuk :

1.      Memberikan gambaran kondisi awal akademik siswa kelas VI SD Muhammadiyah Karangwaru tahun ajaran 2018 / 2019

2.      Memberikan gambaran metode pembelajaran yang digunakan untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi indikator USBN IPA

3.      Memberikan gambaran kondisi akhir akademik siswa setelah pembelajaran menggunakan metode yang diterapkan dilihat dari hasil TPM dan USBN

 

E.       Manfaat Penulisan Best Practice

Manfaat dari penulisan best practice yaitu :

1.    Siswa

a.         Sebagai alternatif cara belajar bagi siswa untuk memahami materi pelajaran IPA terutama indikator USBN

b.         Sebagai alternatif menciptakan cara mengingat untuk materi pelajaran yang lain

 

2.    Guru

a.         Sebagai alternatif metode pembelajaran yang menarik dan menyenangkan bagi siswa

b.         Sebagai alternatif kegiatan pengembangan keprofesian guru dalam meningkatkan keberhasilan pembelajaran karena metode ini dapat diaplikasikan dalam banyak materi pembelajaran

c.         Sebagai kegiatan pengembangan keprofesian guru dalam melakukan inovasi berkaitan dengan ketugasan sebagai guru


3.      Sekolah

a.  Dapat dijadikan alternatif bagi guru-guru yang ada di sekolah untuk mengembangkan metode serupa yang lebih menarik dan menyenangkan

b. Dapat dijadikan referensi mengenai penulisan best practice bagi guru-guru di sekolah

c. Laporan best practice dapat dijadikan tambahan koleksi bacaan di perpustakaan


BAB II

KAJIAN TEORI

 

A.    Karakteristik Peserta Didik

Tugas utama guru dalam pembelajaran adalah mengantarkan peserta didik pada prestasi terbaiknya sesuai dengan potensinya. Jadi hal pertama yang perlu dipahami adalah bagaimana karakteristik peserta didik asuhannya dan cara mengembangkan potensinya. Informasi mengenai karakteristik peserta didik dalam berbagai aspek menjadi satu acuan dalam menentukan kedalaman dan keluasan materi sehingga sesuai dengan perkembangan peserta didik. Berdasarkan pemahaman tersebut guru perlu bekerja keras dan kreatif untuk mengeksplorasi berbagai upaya baik dalam bentuk media, bahan ajar, dan metode pembelajaran untuk memfasilitasi peserta didik secara tepat dan kreatif sehingga sesuai dengan perkembangan mereka termasuk gaya belajarnya

Interaksi pendidikan berfungsi untuk mengembangkan seluruh potensi kecakapan dan karakteristik peserta didik diantaranya yaitu karakteristik fisik-motorik, intelektual, sosial, emosional, moral, dan spiritual. Interaksi antara pendidik dan peserta didik merupakan hubungan timbal balik dan saling mempengaruhi. Agar para pendidik dapat berinteraksi dengan baik dengan peserta didik, maka pendidik perlu memiliki pemahaman siapa yang menjadi peserta didiknya. Pemahaman yang memadai terhadap potensi, kecakapan dan karakteristik peserta didik akan berkontribusi dalam bentuk perlakuan, tindakan-tindakan yang bijaksana, tepat sesuai kondisi dan situasi. Pendidik akan menyiapkan dan menyampaikan pelajaran, memberikan tugas, latihan dan bimbingan disesuaikan dengan kemampuan dan tahap perkembangan peserta didik

a.    Pengertian Individu

Dalam konteks pendidikan peserta didik harus dipandang sebagai pribadi yang utuh, yaitu sebagai satu kesatuan sifat makhluk individu dan makhluk sosial, sebagai satu kesatuan jasmani dan rohani, serta sebagai mahluk Tuhan. Dengan melihat sifat-sifat dan ciri-ciri tersebut pada hakekatnya setiap manusia adalah pribadi atau individu yag utuh, tidak dapat dibagi, tidak dapat dipisahkan dan bersifat unik. Artinya manusia tidak dapat dipisahkan dari jiwa dan raganya, rohaniah dan jasmaniahnya, kegiatan jiwa dalam kehidupan sehari-hari merupakan kegiatan keseluruhan jiwa raganya bukan kegiatan jiwa saja dan sebaliknya. Bersifat unik menunjukkan sifat khas yang membedakan individu tersebut dengan individu lainnya, bahwa di dunia ini tidak ada orang yang persis sama. Dengan demikian peserta didik sebagai individu memiliki karakteristik yang berbeda dengan peserta didik lainnya (Sunarto, 2002:2)

 

b.      Keragaman Karakteristik Individu

Usia anak SD berada dalam akhir masa kanak-kanak yang berlangsung dari usia 6 s.d. 12 tahun (Yusuf, 2014:23). Individu yang melakukan kegiatan belajar adalah peserta didik, oleh karena itu dalam proses dan kegiatan belajar tidak dapat melepaskan peserta didik dari karakteristik, kemampuan dan perilaku individualnya. Keragaman karakteristik dapat dilihat secara fisik, kepribadian dan perilaku seperti berbicara, bertindak, mengerjakan tugas, memecahkan masalah, dsb. Dari berbagai keragaman karakteristik peserta didik yang paling penting dipahami oleh guru adalah keragaman dalam kecakapan (ability) dan kepribadian (Makmun, 2009:53).

Menurut Desmita (2014:57) ada 3 hal penting yang perlu diperhatikan berkaitan dengan karakteristik individual peserta didik, yaitu:

1. Karaketristik yang berkaitan dengan kemampuan awal atau prerequisite skills, seperti kemampuan intelektual, kemampuan berpikir dan hal-hal yang berhubungan dengan aspek psikomotor.

2.  Karakteristik yang berkaitan dengan latar belakang dan status sosio-kultural.

3. Karakteristik yang berkaitan dengan perbedaan-perbedaan kepribadian, seperti perasaan, sikap, minat dan sebagainya.

 

c.       Faktor-faktor yang Mempengaruhi Adanya Keragaman Individual

Karakteristik atau ciri-ciri individual adalah keseluruhan perilaku dan kemampuan individu sebagai hasil pembawaan dan lingkungan. Pembawaan yang bersifat alamiah (nature) adalah karakteristik individu yang dibawa sejak lahir (diwariskan dari keturunan), sedangkan nurture (pemeliharaan, pengasuhan) adalah faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi individu sejak dari masa pembuahan sampai selanjutnya. Nature dan nurture ini merupakan faktor yang mempengaruhi keragaman individual. Nature dan nurture ini merupakan faktor yang mempengaruhi keragaman individual. Seorang bayi yang baru lahir merupakan perpaduan keturunan dari keluarga ayah dan ibunya. Selama perkembangannya dari mulai pembuahan mendapat berbagai pengaruh dari lingkungan secara berkesinambungan. Hal ini akan membentuk pola karakteristik perilaku yang berbeda dengan individu-individu yang lain.

B.     Mnemonik

a.      Strategi Belajar Mnemonic

Kata Mnemonic berasal dari bahasa Yunani, "Mnemosyne", yang berarti Dewi Memori. Mnemonic adalah menghafalkan sesuatu dengan "bantuan".  Bantuan yang dimaksud dapat berupa singkatan, pengandaian dengan benda, atau "linking" (mengingat sesuatu berdasarkan hubungan dengan suatu hal lain), dan masih banyak metode lain. Strategi mnemonic merupakan alat bantuan memori untuk mengingat informasi. Mnemonic juga dapat menggunakan imaji dan kata   (John.W.Santrock.2008:331).

Mohamad Nur (2005) menytakan bahwa mnemonic membentuk suatu kategori khusus dan secara teknis dapat diklasifikasikan sebagai salah satu strategi,elaborasi atau organisasi. Pada dasarnya, mnemonic  berhubungan dengan teknik-teknik atau strategi-strategi untuk membantu ingatan dengan membantu membentuk asosiasi yang secara ilmiah tidak ada. Sehingga dapat dikatakan bahwa belajar dengan cara ini memanfaatkan makna keterhubungan antara apa yang mudah dipahami dengan sesuatu yang dipelajari.

Tony Buzan dalam buku Use Your Memory menjelaskan bahwa Teknik memori atau mnemonic merupakan suatu sistem tentang “kode memori” yang membuat orang ingat dengan sempurna apapun yang ingin diingatnya. (Buzan, 2006:22).  Naylor dan Diem (1987:212) mengemukakan mnemonic dengan penjelasan yang lebih mendetail dan lengkap serta mencakup kegunaannya yang dapat meningkatkan kemampuan mengingat seseorang dalam mempelajari materi yaitu sebagai berikut: Mnemonic is another useful way to learn facts. Mnemonic devices are techniques for improving memory by using rymess and jingles, acronyms, acrostic, or pictorial association. Thes device help focus attention on what is to be learned and facilitate its encording in and rerieval from long term memory. Mnemonic techniques tranform the information to be learned into a more meningful from by establishing links between the infoemation and prior knowledge.

Pengertian tersebut memberikan gambaran bahwa mnemonic sangat berguna untuk membantu mempelajari fakta khusunya umtuk mengajarkan pengetahuan faktual dan ilmu-ilmu sosial. Dengan kata lain mnemonic adalah teknik atau cara meningkatkan daya ingat dengan menggunakan sastra (sajak) dan bunyi, akronom, akrostik atau kumpulan-kumpulan gambar.

b.  Tipe strategi Mnemonic

1.  Metode loci

Dalam metode loci, siswa menyusun imaji/citra dari suatu item yang akan diingat dan membayangkan dia menyimpannya dalam lokasi yang dikenali. Misalnya, jika siswa harus mengingat sederetan konsep, mereka bisa secara mental (mebayangkannya) meletakkannya dalam ruang di rumah mereka, seperti disebelah pintu masuk, ruang keluarga, ruang makan, dan dapur. Saat mereka perlu mengambil kembali informasi itu, mereka bisa membayangkan rumahnya lalu membayangkan dirinya berjalan dikamar-kamar lalu mengambil kembali konsep tersebut.

2.      Rima

Teknik ini yaitu kata yang dibentuk dari suku kata pertama dalam sebuah frasa atau kumpulan kata-kata. Caranya dengan menyingkat hal-hal yang harus diingat. Contohnya “mejikuhibiniu” untuk mengingat warna pelangi (merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, ungu)

3.      Akronim

Strategi ini adalah menciptakan kata dari huruf pertema item yang akan diingat. Misalnya, HOMES dapat dipakai sebagai petunjuk untuk mengingat lima danau besar : Huron, Ontario, Michigan, Erie, dan Superior. Demikian juga halnya “pipo londo” digunakan untuk mengingat urutan operasi hitung yang harus

dilakukan, yaitu ping (perkalian), poro (pembagian), lan(penjumlahan), dan sudo (pengurangan). Akronim membantu memori dengan membuat hubungan antarainformasi baru dan informasi yang telah dikenal.

4.      Metode kata kunci atau kata berkait

Metode ini merupakan metode Mnemonic untuk belajar kosa kata bahasa asing, metode kata berkait mengajari siswa bagaimana menciptakan gambaran mental yang mengkaitkan suatu kata inggris yang telah dikenal dengan kata bahasa asig yang belum dikenal. Contohnya yaitu mengaitkan kata Spanyol Carta yang berarti surat, dengan suatu gambaran dari suatu surat yang sedang diangkut dalam suatu cart (kereta belanja). Karena gambaran yang dikenal mempunyai bunyi yang sama seperti kata bahasa asing yang sedang dipelajari (cart dan carta) dua-duanya arti dan pengucapan kata baru tertangkap.

5.      Chunking atau pemotongan

Karena memori kerja seseorang memiliki kapasitas yang begitu terbatas, sulit bagi kebanyakan orang untuk mempelajari suatu deretan angka panjang seperti deretan angka yang digunakan untuk identitas kartu kredit atau nomor telepon genggam. Namun apabila nomor itu dapat ditempatkan dalam potonganpotonan nomor itu akan lebih mudah diingat. Sebagai contoh, banyak orang yang mengingat nomor telepon 10 digit karena nomor itu telah dibagi menjadi dua potong: kode kota (031) dan nomor telepon seseorang itu sendiri (8291834). Jadi banyak orang dapat mengingat 031-8291834 daripada menghadapi dengan 0318291834.

Keunggulan metode Mneumonic diantaranya mempermudah menyingkat nama-nama ilmiah, dapat meningkatkan dasar pengetahuan khusus seseorang dan membiasakan siswa untuk melatih aktivitas kreatifnya sehingga siswa dapat menciptakan suatu produk kreatif yang dapat bermanfaat bagi diri dan lingkungannya. Kelemahan metode Mnemonic dapat tidak memberikan arti bagi siswa yang belum terbiasa dengan cara belajar bermakna karena diperlukan imajinasi dan kreatifitas yang tinggi untuk menghasilkan Mnemonic yang baik

Berdasarkan keterangan yang sudah dipaparkan di atas, Mnemonic memiliki tujuan untuk mempermudah orang dalam mengingat pengetahuan balik itu tempat, orang, tanggal, atau lainya dengan cara menghubungkan dan mengasosiasikannya dengan suatu kejadian yang ada hubungannya atau dekat dengan dirinya, mempermudah orang dalam mengambil kembali pengetahuan yang sudah lama sehingga dapat dipanggil kembali sewaktu diperlukan. Tujuan ketiga adalah mengefektifkan informasi dari short-term memory (memori jangka pendek) menjadi long-term memory (memori jangka panjang) dengan berbagai cara yang terdapat di dalamnya.

Informasi yang disimpan dalam short-term memory (memori jangka pendek) akan mudah hilang dalam ingatan atau terlupakan, dikarenakan dalam mengingat hanya menggunakan otak kiri saja yang salah satu fungsinya menjalankan memori jangka pendek sebagaimana. Manusia memiliki sebuah otak yang terbagi ke dalam dua bagian fisiologis otak kiri dan kanan, yang masing-masing berkaitan dengan fungsi-fungsi mental yang berbeda’. Berikut perbedaan fungsi-fungsi mental tersebut.

Kiri OTAK KIRI

OTAK KANAN

ANALITIS / AKADEMIS

Logika

Kata-kata

Angka

Matematis

Berpikir urutan

Rutinitas/Pengulangan

Detail

Terorganisasi

STM (Short Term Memory)

KREATIF

Irama

Musik

Gambar

Imajinasi

Konseptual

Berpikir acak

Intuisi

Global / Menyeluruh

LTM (Long Term Memory)

Tabel 1.  Fungsi Dua Belah Otak Kanan dan Otak Kiri

Penulis mengambil jenis lagu untuk membelajarkan siswa karena berdasarkan uraian tersebut, musik berada pada bagian otak kanan yang pada akhirnya berujung pada long term memory peserta didik.

 

C.    Kisi-Kisi USBN IPA Tahun Ajaran 2018 / 2019

Kisi-kisi USBN IPA tahun ajaran 2018 / 2019 masih sama dengan kisi-kisi USBN IPA tahun ajaran 2017 / 2018. Kisi-kisi tesebut terlampir.


BAB III

METODE

A.    Tempat dan Waktu

Tempat pelaksanaan best practice ini adalah di SD Muhammadiyah Karangwaru yang berlokasi di Karangwaru Lor TR II / 14 Yogyakarta.

Waktu pelaksanaannya adalah pada tahun ajaran 2018 / 2019 yaitu pada pertengahan bulan Juli 2018  hingga bulan Juni 2019 (satu tahun ajaran).

 

B.     Subjek 

Subyek yang dijadikan sasaran pada kegiatan ini adalah siswa kelas VI SD Muhammadiyah Karangwaru tahun ajaran 2018 / 2019 yang berjumlah 77 orang.

 

C.      Metode Pemecahan Masalah

Permasalahan yang menjadi pokok kajian ini pemecahannya menggunakan metode kuantitatif di mana menurut John W. Creswell, 2018 : 5 ini merupakan metode-metode yang menguji teori-teori (theories) tertentu dengan cara meneliti hubungan antar variabel. Variabel-variabel ini diukur, biasanya menggunakan instrumen-instrumen penelitian sehingga data yang terdiri dari angka-angka dapat dianalisis berdasarkan prosedur statistik. Nana Syaodih Sukmadinata (2017:53) menayatakan metode kuantitatif merupakan didasari oleh filsafat positivisme fenomena-fenomena obyektif yang dikaji secara kuantitatif. Maksimalisasi penelitian kuantitatif dilakukan menggunakan angka-angka, pengolahan statistik, struktur dan percobaan terkontrol.

Penelitian kuantitatif, menurut Sugiyono (2010 : 14) diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

Paradigma yang digunakan adalah paradigma sederhana.  Menurut Sugiyono (2010: 66) paradiigma sederhana adalah paradigma penelitian yang terdiri atas satu variabel inidependen dan dependen



Contoh : bagaimana pengaruh kualitas guru (X) terhadap prestasi belajar murid (Y)


Gambar 1. Skema Paradigma Sederhana

 

Berdasarkan paradigma tersebut maka dapat ditentukan :

a)      Jumlah rumusam masalah deskriptif ada dua, dan asosiatif ada satu

Rumusan masalah deskriptif : Bagaimana X? Bagaimana Y?

Rumusan masalah asosiatif : Bagaimanakah hubungan atau pengaruh kualitas alat dengan kualitas barang yang dihasilkan?

b)      Teori yang digunakan : teori tentang media pendidikan dan prestasi belajar

c)      Hipotesis yang dirumuskan ada dua macam yaitu hipotesis deskriptif dan hipotesis asosiatif (hipotesis deskriptif sering tidak dirumuskan)

Hipotesis deskriptif : kualitas media yang digunakan oleh lembaga pendidikan tersebut telah mencapai 70 % baik dan prestasi belajar siswa lembaga pendidikan belajar tesebut telah mencapai 99 % dari yang diharapkan.

Hipotesis asosiatif : ada hubungan yang positif dan signifikan antara kualitas media pendidikan dengan prestasi belajar murid.

d)      Teknik analisis data menggunakan analisis statistik

Dua hiporesis deskriptif, jika datanya berbentuk interval dan ratio maka pengujian hipotesis menggunakan t-test one sampel.

Hipotesis asosiatif, jika datanya berbentuk interval dan ratio maka pengujian hipotesis menggunakan teknik statistik Korelasi Produk Moment

Beberapa penelitian yang dijadikan rujukan adalah sebagai berikut.

a.              Penelitian Yokhanan Ardika and A. Sardjana mengenai Efektivitas Metode Mnemonik Ditinjau dari Daya Ingat dan Hasil Belajar Matematika Siswa SMK Kelas X.

b.             Penelitian  Erwin Kurnia Wijaya mengenai Pemanfaaran Modul Mneumonik  (Modul Ingatan) dalam Pembelajaran Progran Paket C Untuk Meningkatkan Hasil Belajar.

c.              Penelitian Dewi Annisa mengenai Penerapan Strategi Belajar Mneumoik dan Metode Snowball Throwing untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa IPA Pokok Bahasan Panca Indra Kelas IV Di SDN Glanggang 1 Pasuruan Tahun Ajaran 2015 / 2016

d.             Penelitian Imnafati Zega mengenai Penggunaan Model Pembelajaran Mneumonik untuk Meningkatkan Hasil Belajar PKn

 

D.    Langkah-langkah Pemecahan Masalah

Langkah yang diambil dalam pemecahan masalah yang ada di sekolah dilakukan dalam beberapa tahapan yaitu  mulai dari merumuskan masalah, melakukan observasi, menentukan hipotesis, melakukan penerapan / treatment (dalam hal ini pemanfaatan lagu dangdut untuk pembelajaran IPA), menganalisis hasil dan melakukan penarikan kesimpulan. Indikator keberhasilan tindakan diantaranya adalah adanya peningkatan jumlah siswa yang mengalami ketuntasan belajar paling sedikit 75 % dari jumlah siswa kelas tersebut. Indikator kedua adalah terdapatnya peningkatan nilai yang dicapai oleh peserta didik yang dilihat dari hasil rerata nilai TPM IPA dan USBN IPA

 

E.     Instrumen

Instrumen untuk memperoleh data agar memperoleh data yang lengkap dan akurat adalah tes. Instrumen tes berupa data nilai pretes dan postes. Nilai pretes berupa nilai hasil awal penjajagan  siswa  di kelas VI pada mata pelajaran IPA sebelum pengelompokan kelas. Nilai postes berupa hasil akhir nilai USBN untuk mata pelajaran IPA

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Deni Darmawan. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya

John W. Creswell. 2018. Research Design Pendekatan Metode Kualitatif, Kuantitatif dan Campuran. Yogyakarta : Penerbit Pustaka Pelajar

Priyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif. Sidoarjo : Zifatama Publishing

Nana Syaodih Sukmadinata. 2017. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Remaja Rosdakarya

Suharsimi Arikunto. 2014. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta

Sugiyono, 2010. Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta

Hergenhahn B.R, H. Olson, Mathew. 2012. Theories of Learning. Jakarta : Kencana

Schunk, Dale H. 2012. Learning Theories. Yogyakarta : Pustaka Pelajar 

Imanfati Zega. 2017. “Penggunaan Model Pembelajaran Mneumonik untuk Meningkatkan Hasil Belajar PKn” dalam  Jurnal Global Edukasi  Vol. I No. 3, Des 2017, hlm. 389 – 39 

Erwin Kurnia Wijaya. 2017. Pemanfaaran Modul Mneumonik  (Modul Ingatan) dalam Pembelajaran Progran Paket C Untuk Meningkatkan Hasil Belajar. Halaman 1-8

Yokhanan Ardika. 2016. “Efektivitas Metode Mnemonik Ditinjau dari Daya Ingat dan Hasil Belajar Matematika Siswa SMK Kelas X”  dalam Kreano 7 (1) (2016): 66-73

 


Demikian semoga dapat memberikan manfaat dan terima kasih sudah berkunjung di www.akucintamentari.com


Posting Komentar untuk "Best Practice"