Best Practice
- Judul
- Abstrak
- Halaman pengesahan
- Pernyataan keaslian
- Daftar isi
- Bab 1 Pendahuluan, terdiri dari latar belakang masalah, tujuan dan manfaat
- Bab 2 Kajian Pustaka mengenai variabel-variabel karya tulis
- Bab 3 Metodologi : Setting tempat, waktu dan subyek, tahap-tahap pelaksanaan
- Bab 4 Hasil dan Pembahasan
- Bab 5 Kesimpulan dan Saran
- Daftar Pustaka
- Lampiran-lampiran
ABSTRAK
Best practice ini bertujuan untuk memberikan gambaran kondisi awal akademik siswa kelas VI SD Muhammadiyah Karangwaru tahun ajaran 2018 / 2019, metode pembelajaran yang digunakan untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi indikator USBN IPA dan kondisi akhir akademik siswa setelah pembelajaran menggunakan metode yang diterapkan dilihat dari hasil TPM dan USBN Proses pelaksaan best practice ditempuh dengan menggunakan metode Mneumonic berupa pengubahan lirik lagu digantikan dengan materi IPA yang sesuai dengan indikator USBN. Hasil dari best practice ini adalah nilai akademik siswa setelah pembelajaran menggunakan metode yang diterapkan dilihat dari nilai hasil tes penjajagan dan hasil TPM dan USBN menunjukkan terdapat peningkatan rerata capaian nilai IPA dari 68,4 menjadi 84,59.
Kata Kunci: Mnemonic, lagu dangdut populer, indikator USBN IPA
This best practice aims to provide an overview of the initial academic conditions of Grade VI students of SD Muhammadiyah Karangwaru in the 2018/2019 school year, learning methods used to improve students' understanding of the USBN IPA indicator material and the student's final academic condition after learning using the applied method seen from the TPM results and USBN The process of implementing best practice is carried out using the Mneumonic method in the form of changing the song lyrics replaced with natural science material in accordance with the USBN indicator. The results of this best practice are students' academic scores after learning using the applied method seen from the assessment test results and the results of the TPM and USBN show there is an increase in the average achievement of science scores from 68.4 to 84.59.
Keywords:
Mnemonic, popular dangdut song, USBN IPA indicator
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Siswa
kelas VI sekolah dasar merupakan tahapan pendidikan tertinggi bagi seorang
siswa pada tingkat SD. Berdasarkan teori perkembangan kognitif Piaget, siswa
kelas VI rata-rata berumur 11 – 13 tahun. Pada tahapan ini, siswa memasuki
tahap operasi formal. B.R. Hergenhan dan Mathew H Olson, 2012: 320 menjelaskan
pada tahap ini anak-anak bisa menangani situasi hipotesis, dan proses berfikir
mereka tak lagi tergantung hanya pada hal-hal yang berlangsung riil. Pemikiran
pada tahap ini semakin logis. Jadi, aparatus mental yang dimilikinya semakin
canggih namun aparatus ini dapat diarahkan ke solusi berbagai problem kehidupan
yang tiada berkesudahan.
Kemampuan-kemampuan
tersebut menjadikan siswa kelas VI menjadi ujung tombak dalam membawa nama baik
sekolah dalam bidang akademik yang dilihat dari rerata hasil USBN-nya. Semakin
tinggi rerata hasil USBN yang diraih oleh sekolah tersebut, semakin
berprestasilah sekolah tersebut dalam pandangan masyarakat. Namun, terkadang
banyak sekali permasalahan yang dihadapi oleh guru kelas VI terkait dengan
proses pembelajaran di kelasnya. Salah satu permasalahan yang dihadapi oleh
guru kelas VI adalah banyaknya materi ajar dari kelas sebelumnya yang sudah
dilupakan oleh siswa kelas VI, di mana materi ajar tersebut menjadi indikator
dalam Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN). Kendala kedua yang dihadapi
oleh guru kelas VI adalah terbatasnya waktu yang ada untuk mengulang kembali
materi ajar dari kelas IV-V ditambah membelajarkan materi di kelas VI.
Kemampuan guru untuk mengelola waktu dengan baik menjadi tantangan utama guru
kelas VI.
Berdasarkan
Permendikbud No. 20 Tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan bahwa lulusan
SD dalam dimensi pengetahuan harus memiliki pengetahuan
faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif pada tingkat dasar berkenaan
dengan ilmu
pengetahuan, teknologi,
seni, dan budaya serta mampu
mengaitkan pengetahuan di atas dalam konteks diri sendiri, keluarga, sekolah,
masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, dan negara. Indikator USBN IPA untuk tahun ajaran 2018
/ 2019 terdapat lebih kurang lima puluh empat indikator yang harus dipelajari dengan alokasi
waktu sekitar 10 bulan. Hal ini menjadikan guru kelas VI terutama guru IPA
harus mengatur strategi yang baik agar siswa dapat mengingat dan memahami
materi yang diajarkan dengan waktu yang singkat sehingga diperlukan suatu metode mengajar yang menyenangkan agar
memotivasi siswa untuk lebih mudah memahami materi.
Salah
satu hal yang menarik dari siswa SD Muhammadiyah Karangwaru kelas VI adalah
kebiasaan siswa yang suka menyanyikan lagu dangdut atau lagu-lagu populer
dewasa yang ada. Sangat disayangkan, anak-anak tersebut sangat familiar dengan
lagu-lagu orang dewasa yang liriknya belum pantas untuk mereka cerna dalam
kehidupan sehari-hari. Metode mengajar
yang menarik merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan oleh guru untuk
menarik minat siswa terhadap pembelajaran, diantaranya dengan mengubah lirik
lagu yang digemari siswa dengan materi
ajar yang bersangkutan
B.
Masalah
dan
Pemecahan
Masalah
Dari uraian latar belakang masalah diatas
maka permasalahan dalam best practice
ini adalah :
1.
Siswa kelas VI sebagai
ujung tombak prestasi akademik sekolah
2.
Kondisi awal siswa kelas
VI yang banyak kesulitan mengingat dan memahami materi pembelajaran di kelas IV
dan V
3.
Banyaknya materi dalam
indikator USBN IPA yang harus dikuasai oleh siswa
4.
Terbatasnya waktu
pembelajaran di kelas VI
Berdasarkan permasalahan di atas maka perlu
dilakukan inovasi metode pengajaran yang menarik dan memotivasi siswa sehingga
siswa lebih mudah memahami pelajaran yang diajarkan dan membekas dalam ingatan
siswa
C.
Rumusan
Masalah
1.
Bagaimana kondisi awal
akademik siswa kelas VI SD Muhammadiyah Karangwaru tahun ajaran 2018 / 2019 ?
2.
Metode pembelajaran apa
yang sesuai untuk meningkatkan pemahaman siswa kelas VI terhadap indikator USBN
IPA yang efektif untuk alokasi waktu yang terbatas namun menyenangkan?
3.
Bagaimana kondisi akhir
akademik siswa setelah pembelajaran menggunakan metode yang diterapkan dilihat
dari hasil TPM dan USBN?
D.
Tujuan
Best Practice
Tujuan Best Practice ini adalah untuk :
1. Memberikan
gambaran kondisi awal akademik siswa kelas VI SD Muhammadiyah Karangwaru tahun
ajaran 2018 / 2019
2. Memberikan
gambaran metode pembelajaran yang digunakan untuk meningkatkan pemahaman siswa
terhadap materi indikator USBN IPA
3. Memberikan
gambaran kondisi akhir akademik siswa setelah pembelajaran menggunakan metode
yang diterapkan dilihat dari hasil TPM dan USBN
E. Manfaat Penulisan Best Practice
Manfaat dari penulisan best practice yaitu :
1. Siswa
a.
Sebagai alternatif cara belajar bagi siswa untuk memahami
materi pelajaran IPA terutama indikator USBN
b.
Sebagai alternatif menciptakan cara mengingat untuk
materi pelajaran yang lain
2. Guru
a.
Sebagai alternatif metode
pembelajaran yang menarik dan menyenangkan bagi siswa
b.
Sebagai alternatif
kegiatan pengembangan keprofesian guru dalam meningkatkan keberhasilan
pembelajaran karena metode ini dapat diaplikasikan dalam banyak materi
pembelajaran
c.
Sebagai kegiatan
pengembangan keprofesian guru dalam melakukan inovasi berkaitan dengan
ketugasan sebagai guru
3. Sekolah
a. Dapat dijadikan alternatif bagi guru-guru
yang ada di sekolah untuk mengembangkan metode serupa yang lebih menarik dan
menyenangkan
b.
Dapat dijadikan referensi mengenai penulisan best practice bagi guru-guru di sekolah
c.
Laporan best practice dapat dijadikan
tambahan koleksi bacaan di perpustakaan
BAB
II
KAJIAN
TEORI
A.
Karakteristik
Peserta Didik
Tugas utama guru
dalam pembelajaran adalah mengantarkan peserta didik pada prestasi terbaiknya
sesuai dengan potensinya. Jadi hal pertama yang perlu dipahami adalah bagaimana
karakteristik peserta didik asuhannya dan cara mengembangkan potensinya.
Informasi mengenai karakteristik peserta didik dalam berbagai aspek menjadi
satu acuan dalam menentukan kedalaman dan keluasan materi sehingga sesuai
dengan perkembangan peserta didik. Berdasarkan pemahaman tersebut guru perlu
bekerja keras dan kreatif untuk mengeksplorasi berbagai upaya baik dalam bentuk
media, bahan ajar, dan metode pembelajaran untuk memfasilitasi peserta didik
secara tepat dan kreatif sehingga sesuai dengan perkembangan mereka termasuk
gaya belajarnya
Interaksi pendidikan
berfungsi untuk mengembangkan seluruh potensi kecakapan dan karakteristik
peserta didik diantaranya yaitu karakteristik fisik-motorik, intelektual,
sosial, emosional, moral, dan spiritual. Interaksi antara pendidik dan peserta
didik merupakan hubungan timbal balik dan saling mempengaruhi. Agar para
pendidik dapat berinteraksi dengan baik dengan peserta didik, maka pendidik
perlu memiliki pemahaman siapa yang menjadi peserta didiknya. Pemahaman yang
memadai terhadap potensi, kecakapan dan karakteristik peserta didik akan
berkontribusi dalam bentuk perlakuan, tindakan-tindakan yang bijaksana, tepat
sesuai kondisi dan situasi. Pendidik akan menyiapkan dan menyampaikan
pelajaran, memberikan tugas, latihan dan bimbingan disesuaikan dengan kemampuan
dan tahap perkembangan peserta didik
a. Pengertian Individu
Dalam konteks pendidikan
peserta didik harus dipandang sebagai pribadi yang utuh, yaitu sebagai satu
kesatuan sifat makhluk individu dan makhluk sosial, sebagai satu kesatuan
jasmani dan rohani, serta sebagai mahluk Tuhan. Dengan melihat sifat-sifat dan ciri-ciri
tersebut pada hakekatnya setiap manusia adalah pribadi atau individu yag utuh,
tidak dapat dibagi, tidak dapat dipisahkan dan bersifat unik. Artinya manusia
tidak dapat dipisahkan dari jiwa dan raganya, rohaniah dan jasmaniahnya,
kegiatan jiwa dalam kehidupan sehari-hari merupakan kegiatan keseluruhan jiwa
raganya bukan kegiatan jiwa saja dan sebaliknya. Bersifat unik menunjukkan
sifat khas yang membedakan individu tersebut dengan individu lainnya, bahwa di
dunia ini tidak ada orang yang persis sama. Dengan demikian peserta didik
sebagai individu memiliki karakteristik yang berbeda dengan peserta didik
lainnya (Sunarto, 2002:2)
b. Keragaman Karakteristik
Individu
Usia anak SD berada
dalam akhir masa kanak-kanak yang berlangsung dari usia 6 s.d. 12 tahun (Yusuf,
2014:23). Individu yang melakukan kegiatan belajar adalah peserta didik, oleh
karena itu dalam proses dan kegiatan belajar tidak dapat melepaskan peserta
didik dari karakteristik, kemampuan dan perilaku individualnya. Keragaman
karakteristik dapat dilihat secara fisik, kepribadian dan perilaku seperti
berbicara, bertindak, mengerjakan tugas, memecahkan masalah, dsb. Dari berbagai
keragaman karakteristik peserta didik yang paling penting dipahami oleh guru
adalah keragaman dalam kecakapan (ability) dan kepribadian (Makmun,
2009:53).
Menurut Desmita
(2014:57) ada 3 hal penting yang perlu diperhatikan berkaitan dengan
karakteristik individual peserta didik, yaitu:
1. Karaketristik
yang berkaitan dengan kemampuan awal atau prerequisite skills, seperti
kemampuan intelektual, kemampuan berpikir dan hal-hal yang berhubungan dengan
aspek psikomotor.
2. Karakteristik yang berkaitan dengan latar
belakang dan status sosio-kultural.
3. Karakteristik
yang berkaitan dengan perbedaan-perbedaan kepribadian, seperti perasaan, sikap,
minat dan sebagainya.
c. Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Adanya Keragaman Individual
Karakteristik atau
ciri-ciri individual adalah keseluruhan perilaku dan kemampuan individu sebagai
hasil pembawaan dan lingkungan. Pembawaan yang bersifat alamiah (nature)
adalah karakteristik individu yang dibawa sejak lahir (diwariskan dari
keturunan), sedangkan nurture (pemeliharaan, pengasuhan) adalah
faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi individu sejak dari masa pembuahan
sampai selanjutnya. Nature dan nurture ini merupakan faktor yang mempengaruhi
keragaman individual. Nature dan nurture ini merupakan faktor
yang mempengaruhi keragaman individual. Seorang bayi yang baru lahir merupakan
perpaduan keturunan dari keluarga ayah dan ibunya. Selama perkembangannya dari
mulai pembuahan mendapat berbagai pengaruh dari lingkungan secara
berkesinambungan. Hal ini akan membentuk pola karakteristik perilaku yang
berbeda dengan individu-individu yang lain.
B.
Mnemonik
a.
Strategi
Belajar Mnemonic
Kata Mnemonic
berasal dari bahasa Yunani, "Mnemosyne",
yang berarti Dewi Memori. Mnemonic adalah menghafalkan sesuatu dengan "bantuan".
Bantuan yang dimaksud dapat berupa singkatan,
pengandaian dengan benda, atau "linking"
(mengingat sesuatu berdasarkan hubungan dengan suatu hal lain), dan masih
banyak metode lain. Strategi mnemonic merupakan alat bantuan memori
untuk mengingat informasi. Mnemonic juga dapat menggunakan imaji dan kata (John.W.Santrock.2008:331).
Mohamad
Nur (2005) menytakan bahwa mnemonic membentuk suatu kategori khusus dan
secara teknis dapat diklasifikasikan sebagai salah satu strategi,elaborasi atau
organisasi. Pada dasarnya, mnemonic berhubungan dengan teknik-teknik atau
strategi-strategi untuk membantu ingatan dengan membantu membentuk asosiasi
yang secara ilmiah tidak ada. Sehingga dapat dikatakan bahwa belajar dengan cara
ini memanfaatkan makna keterhubungan antara apa yang mudah dipahami dengan
sesuatu yang dipelajari.
Tony Buzan dalam buku Use Your
Memory menjelaskan bahwa Teknik memori atau mnemonic merupakan suatu
sistem tentang “kode memori” yang membuat orang ingat dengan sempurna apapun
yang ingin diingatnya. (Buzan, 2006:22). Naylor dan Diem (1987:212) mengemukakan mnemonic
dengan penjelasan yang lebih mendetail dan lengkap serta mencakup
kegunaannya yang dapat meningkatkan kemampuan mengingat seseorang dalam
mempelajari materi yaitu sebagai berikut: Mnemonic is another useful way to
learn facts. Mnemonic devices are techniques for improving memory by using
rymess and jingles, acronyms, acrostic, or pictorial association. Thes device
help focus attention on what is to be learned and facilitate its encording in
and rerieval from long term memory. Mnemonic techniques tranform the
information to be learned into a more meningful from by establishing links
between the infoemation and prior knowledge.
Pengertian tersebut memberikan gambaran
bahwa mnemonic sangat berguna untuk membantu mempelajari fakta khusunya
umtuk mengajarkan pengetahuan faktual dan ilmu-ilmu sosial. Dengan kata lain mnemonic
adalah teknik atau cara meningkatkan daya ingat dengan menggunakan sastra
(sajak) dan bunyi, akronom, akrostik atau kumpulan-kumpulan gambar.
b. Tipe strategi Mnemonic
1. Metode loci
Dalam metode loci, siswa menyusun
imaji/citra dari suatu item yang akan diingat dan membayangkan dia menyimpannya
dalam lokasi yang dikenali. Misalnya, jika siswa harus mengingat sederetan
konsep, mereka bisa secara mental (mebayangkannya) meletakkannya dalam ruang di
rumah mereka, seperti disebelah pintu masuk, ruang keluarga, ruang makan, dan dapur.
Saat mereka perlu mengambil kembali informasi itu, mereka bisa membayangkan
rumahnya lalu membayangkan dirinya berjalan dikamar-kamar lalu mengambil
kembali konsep tersebut.
2.
Rima
Teknik
ini yaitu kata yang dibentuk dari suku kata pertama dalam sebuah frasa atau
kumpulan kata-kata. Caranya dengan menyingkat hal-hal yang harus diingat.
Contohnya “mejikuhibiniu” untuk mengingat warna pelangi (merah, jingga, kuning,
hijau, biru, nila, ungu)
3.
Akronim
Strategi ini adalah menciptakan kata
dari huruf pertema item yang akan diingat. Misalnya, HOMES dapat dipakai
sebagai petunjuk untuk mengingat lima danau besar : Huron, Ontario, Michigan,
Erie, dan Superior. Demikian juga halnya “pipo londo” digunakan untuk mengingat
urutan operasi hitung yang harus
dilakukan, yaitu ping (perkalian), poro (pembagian), lan(penjumlahan),
dan sudo (pengurangan). Akronim membantu memori dengan membuat hubungan antarainformasi
baru dan informasi yang telah dikenal.
4.
Metode
kata kunci atau kata berkait
Metode ini merupakan metode Mnemonic untuk belajar kosa kata bahasa
asing, metode kata berkait mengajari siswa bagaimana menciptakan gambaran
mental yang mengkaitkan suatu kata inggris yang telah dikenal dengan kata
bahasa asig yang belum dikenal. Contohnya yaitu mengaitkan kata Spanyol Carta yang berarti surat, dengan
suatu gambaran dari suatu surat yang sedang diangkut dalam suatu cart (kereta
belanja). Karena gambaran yang dikenal mempunyai bunyi yang sama seperti kata
bahasa asing yang sedang dipelajari (cart
dan carta) dua-duanya arti dan pengucapan kata baru tertangkap.
5.
Chunking atau pemotongan
Karena memori kerja seseorang memiliki
kapasitas yang begitu terbatas, sulit bagi kebanyakan orang untuk mempelajari
suatu deretan angka panjang seperti deretan angka yang digunakan untuk
identitas kartu kredit atau nomor telepon genggam. Namun apabila nomor itu
dapat ditempatkan dalam potonganpotonan nomor itu akan lebih mudah diingat.
Sebagai contoh, banyak orang yang mengingat nomor telepon 10 digit karena nomor
itu telah dibagi menjadi dua potong: kode kota (031) dan nomor telepon
seseorang itu sendiri (8291834). Jadi banyak orang dapat mengingat 031-8291834
daripada menghadapi dengan 0318291834.
Keunggulan metode Mneumonic diantaranya mempermudah menyingkat nama-nama ilmiah, dapat
meningkatkan dasar pengetahuan khusus seseorang dan membiasakan siswa untuk
melatih aktivitas kreatifnya sehingga siswa dapat menciptakan suatu produk
kreatif yang dapat bermanfaat bagi diri dan lingkungannya. Kelemahan metode Mnemonic
dapat tidak memberikan arti bagi siswa yang belum terbiasa dengan cara
belajar bermakna karena diperlukan imajinasi dan kreatifitas yang tinggi untuk
menghasilkan Mnemonic yang baik
Berdasarkan
keterangan yang sudah dipaparkan di atas, Mnemonic memiliki tujuan untuk
mempermudah orang dalam mengingat pengetahuan balik itu tempat, orang, tanggal,
atau lainya dengan cara menghubungkan dan mengasosiasikannya dengan suatu
kejadian yang ada hubungannya atau dekat dengan dirinya, mempermudah orang
dalam mengambil kembali pengetahuan yang sudah lama sehingga dapat dipanggil
kembali sewaktu diperlukan. Tujuan ketiga adalah mengefektifkan informasi dari short-term
memory (memori jangka pendek) menjadi long-term memory (memori
jangka panjang) dengan berbagai cara yang terdapat di dalamnya.
Informasi yang disimpan dalam short-term memory (memori jangka
pendek) akan mudah hilang dalam ingatan atau terlupakan, dikarenakan dalam
mengingat hanya menggunakan otak kiri saja yang salah satu fungsinya
menjalankan memori jangka pendek sebagaimana. Manusia memiliki sebuah otak yang
terbagi ke dalam dua bagian fisiologis otak kiri dan kanan, yang masing-masing
berkaitan dengan fungsi-fungsi mental yang berbeda’. Berikut perbedaan
fungsi-fungsi mental tersebut.
Kiri OTAK KIRI |
OTAK KANAN |
ANALITIS / AKADEMIS Logika Kata-kata Angka Matematis Berpikir urutan Rutinitas/Pengulangan Detail Terorganisasi STM (Short
Term Memory) |
KREATIF Irama Musik Gambar Imajinasi Konseptual Berpikir acak Intuisi Global / Menyeluruh LTM (Long
Term Memory) |
Tabel 1. Fungsi Dua Belah Otak Kanan dan Otak Kiri
Penulis mengambil
jenis lagu untuk membelajarkan siswa karena berdasarkan uraian tersebut, musik
berada pada bagian otak kanan yang pada akhirnya berujung pada long term memory peserta didik.
C.
Kisi-Kisi
USBN IPA Tahun Ajaran 2018 / 2019
Kisi-kisi
USBN IPA tahun ajaran 2018 / 2019 masih sama dengan kisi-kisi USBN IPA tahun
ajaran 2017 / 2018. Kisi-kisi tesebut terlampir.
BAB
III
METODE
A.
Tempat
dan Waktu
Tempat pelaksanaan
best practice ini adalah di SD
Muhammadiyah Karangwaru yang berlokasi di Karangwaru Lor TR II / 14 Yogyakarta.
Waktu
pelaksanaannya adalah pada tahun ajaran 2018 / 2019 yaitu pada pertengahan
bulan Juli 2018 hingga bulan Juni 2019
(satu tahun ajaran).
B.
Subjek
Subyek yang
dijadikan sasaran pada kegiatan ini adalah siswa kelas VI SD Muhammadiyah
Karangwaru tahun ajaran 2018 / 2019 yang berjumlah 77 orang.
C.
Metode
Pemecahan Masalah
Permasalahan
yang menjadi pokok kajian ini pemecahannya menggunakan metode kuantitatif di
mana menurut John W. Creswell, 2018 : 5 ini merupakan metode-metode yang
menguji teori-teori (theories)
tertentu dengan cara meneliti hubungan antar variabel. Variabel-variabel ini
diukur, biasanya menggunakan instrumen-instrumen penelitian sehingga data yang
terdiri dari angka-angka dapat dianalisis berdasarkan prosedur statistik. Nana
Syaodih Sukmadinata (2017:53) menayatakan metode kuantitatif merupakan didasari
oleh filsafat positivisme fenomena-fenomena obyektif yang dikaji secara
kuantitatif. Maksimalisasi penelitian kuantitatif dilakukan menggunakan
angka-angka, pengolahan statistik, struktur dan percobaan terkontrol.
Penelitian
kuantitatif, menurut Sugiyono (2010 : 14) diartikan sebagai metode penelitian
yang berlandaskan pada filsafat positivisme digunakan untuk meneliti pada
populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan
secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data
bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah
ditetapkan.
Paradigma yang
digunakan adalah paradigma sederhana. Menurut
Sugiyono (2010: 66) paradiigma sederhana adalah paradigma penelitian yang
terdiri atas satu variabel inidependen dan dependen
|
|
Gambar
1. Skema Paradigma Sederhana
Berdasarkan paradigma
tersebut maka dapat ditentukan :
a) Jumlah
rumusam masalah deskriptif ada dua, dan asosiatif ada satu
Rumusan masalah
deskriptif : Bagaimana X? Bagaimana Y?
Rumusan masalah asosiatif
: Bagaimanakah hubungan atau pengaruh kualitas alat dengan kualitas barang yang
dihasilkan?
b) Teori
yang digunakan : teori tentang media pendidikan dan prestasi belajar
c) Hipotesis
yang dirumuskan ada dua macam yaitu hipotesis deskriptif dan hipotesis
asosiatif (hipotesis deskriptif sering tidak dirumuskan)
Hipotesis deskriptif :
kualitas media yang digunakan oleh lembaga pendidikan tersebut telah mencapai
70 % baik dan prestasi belajar siswa lembaga pendidikan belajar tesebut telah
mencapai 99 % dari yang diharapkan.
Hipotesis asosiatif : ada
hubungan yang positif dan signifikan antara kualitas media pendidikan dengan
prestasi belajar murid.
d) Teknik
analisis data menggunakan analisis statistik
Dua hiporesis deskriptif,
jika datanya berbentuk interval dan ratio maka pengujian hipotesis menggunakan t-test one sampel.
Hipotesis asosiatif, jika
datanya berbentuk interval dan ratio maka pengujian hipotesis menggunakan
teknik statistik Korelasi Produk Moment
Beberapa penelitian yang dijadikan rujukan
adalah sebagai berikut.
a.
Penelitian Yokhanan Ardika and A. Sardjana mengenai Efektivitas Metode Mnemonik
Ditinjau dari Daya Ingat dan Hasil Belajar Matematika Siswa SMK Kelas X.
b.
Penelitian
Erwin Kurnia Wijaya mengenai Pemanfaaran Modul
Mneumonik (Modul Ingatan) dalam
Pembelajaran Progran Paket C Untuk Meningkatkan Hasil Belajar.
c.
Penelitian Dewi Annisa mengenai Penerapan
Strategi Belajar Mneumoik dan Metode Snowball
Throwing untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa IPA Pokok
Bahasan Panca Indra Kelas IV Di SDN Glanggang 1 Pasuruan Tahun Ajaran 2015 /
2016
d.
Penelitian Imnafati Zega mengenai Penggunaan
Model Pembelajaran Mneumonik untuk Meningkatkan Hasil Belajar PKn
D.
Langkah-langkah
Pemecahan Masalah
Langkah yang diambil
dalam pemecahan masalah yang ada di sekolah dilakukan dalam beberapa tahapan
yaitu mulai dari merumuskan masalah,
melakukan observasi, menentukan hipotesis, melakukan penerapan / treatment (dalam hal ini pemanfaatan
lagu dangdut untuk pembelajaran IPA), menganalisis hasil dan melakukan
penarikan kesimpulan. Indikator keberhasilan tindakan
diantaranya adalah adanya peningkatan jumlah siswa yang mengalami ketuntasan
belajar paling sedikit 75 % dari jumlah siswa kelas tersebut. Indikator kedua
adalah terdapatnya peningkatan nilai yang dicapai oleh peserta didik yang
dilihat dari hasil rerata nilai TPM IPA dan USBN IPA
E.
Instrumen
Instrumen
untuk memperoleh data agar memperoleh data yang lengkap dan akurat adalah tes. Instrumen
tes berupa data nilai pretes dan postes. Nilai pretes berupa nilai hasil awal
penjajagan siswa di kelas VI pada mata pelajaran IPA sebelum
pengelompokan kelas. Nilai postes berupa hasil akhir nilai USBN untuk mata
pelajaran IPA
DAFTAR
PUSTAKA
Deni Darmawan. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya
John W. Creswell. 2018. Research Design Pendekatan Metode Kualitatif, Kuantitatif dan Campuran. Yogyakarta : Penerbit Pustaka Pelajar
Priyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif. Sidoarjo : Zifatama Publishing
Nana Syaodih Sukmadinata. 2017. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Remaja Rosdakarya
Suharsimi Arikunto. 2014. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta
Sugiyono, 2010. Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta
Hergenhahn B.R, H. Olson, Mathew. 2012. Theories of Learning. Jakarta : Kencana
Schunk, Dale H. 2012. Learning Theories. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Imanfati Zega. 2017. “Penggunaan Model Pembelajaran Mneumonik untuk Meningkatkan Hasil Belajar PKn” dalam Jurnal Global Edukasi Vol. I No. 3, Des 2017, hlm. 389 – 39
Erwin Kurnia Wijaya. 2017. Pemanfaaran Modul Mneumonik (Modul Ingatan) dalam Pembelajaran Progran Paket C Untuk Meningkatkan Hasil Belajar. Halaman 1-8
Yokhanan Ardika. 2016. “Efektivitas Metode Mnemonik Ditinjau dari Daya
Ingat dan Hasil Belajar Matematika Siswa SMK Kelas X” dalam Kreano
7 (1) (2016): 66-73
Posting Komentar untuk "Best Practice"
Berkomentar dengan baik. Mohon tidak spam.