Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pengembangan Modul Belajar SD

 


Pengembangan Modul Belajar SD

Pandemi Covid-19 ini memberikan dampak yang luar biasa dalam segala bidang kehidupan, tidak terkecuali dalam bidang pendidikan. Berbagai macam cara dilakukan agar kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan baik dan hak siswa dalam bidang pendidikan dapat terpenuhi. Kegiatan belajar mengajar yang dilakukan pun bermacam-macam mulai dari pembelajaran jarak jauh (PJJ), pembelajaran dengan sistem luring hingga rencana tatap muka terbatas pun digulirkan. Hal ini tentu saja sangat berpengaruh dengan pelaksanan belajarnya mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga evalusinya. 
Pelaksanaan pembelajaran dalam masa pandemi memerlukan sumber belajar yang beraneka ragam, selain untuk mengatasi kebosanan peserta didik dalam belajar dari rumah juga untuk mengembangkan ketrampilan dan memudahkan orang tua peserta didik dalam melakukan pendampingan belajsepear. Salah satu sumber belajar adalah modul pembelajaran.

1. Sumber Belajar dan Bahan Ajar
Menurut Dr Wuri W, M.Pd, sumber belajar merupakan informasi yang disimpan serta disajikan dalam berbagai bentuk media yang dapat digunakan untuk membantu peserta didik dalam belajar sebagai perwujudan dari kurikulum. Sumber belajar sendiri merupakan bahan mentah yang dapat digunakan untuk menyusun bahan ajar. Sumber belajar jufa merupakan segala bahan yang baru yang memiliki kemungkinan untuk dijadikan atau dibuat bahan ajar sehingg masih berada dalam tingkat memiliki potensi mampu menimbulkan proses belajar. Bahan ajar merupakan susunan bahan-bahan yang dikumpulkan dan berasal dari berbagai sumber belajar yang disusun secara sistematis.

2. Modul 
Modul merupakan buku yang ditulis depengan tujuan agar peserta didik dapat belajar secara mandiri, dengan atau tanpa bimbingan dari guru. Modul juga diartikan sebagai seperangkat bahan ajar yang disajikan secara sistematis. Dengan demikian, penggunaannya dapat memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk belajar baik dengan dan atau tanpa fasilitator. Arti lain dari modul adalah bahan ajar yang disusun secara sistematis menggunakan bahasa yang mudah dipahami peserta didik (disesuaikan dengan tingkat pengetahuan dan usia peserta didik) agar dapat belajar secara mandiri dengan bantuan atau pendampingan pendidik.

a. Tujuan Pengembangan Modul
Pengembangan modul belajar memiliki beberapa tujuan diantaranta :
  • peserta didik dapat belajar secara mandiri
  • peran pendidik tidak terlalu dominan
  • melatih kejujuran peserta didik
  • mengakomodir berbagai irama belajar peserta didik
  • peserta didik dapat mengukur sendiri tingkat penguasaan materi
b. Karakteristik Modul
Karakteristik modul diantaranya :
  • Self Intructional 
Self intructional artinya tujuan pembelajaran termuat dengan jelas sehingga dapat menggambarka pencapaian Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar. Modul juga memeuat tujuan pembelajaran secara jelas yang dikemas dalam beberapa unit kegiatan khusus (spesifik) agar dapat dipelajari dengan mudah hingga tuntas. Di dalam modul disediakan contoh dan ilustrasi untuk mendukung kejelasan paparan materi ajar. Selain itu, juga terdapat soal-soal latihan, tugas dan lainnya yang digunakan untuk mengukur penguasaan peserta didik. Materi di dalam modul juga harus kontekstual yang artinya dikaitkan dengan suasana, tugas atau konteks kegiatan dan lingkungan peserta didik.

Modul harus menggunakan bahasa yang sederhana dan komunikatif bagi peserta didik, terdapat rangkuman materi pembelajaran, terdapat instrumen penilaian yang memungkinkan peserta didik melakukan penilaian secara mandiri. Selain itu, di dalam modul juga terdapat umpan balik yang menjadikan peserta didik mengetahui tingkat penguasaan materi, juga terdapat referensi atau pengayaan/rujukan yang mendukung pembelajaran
  • Self contained
Self contained mengandung arti semua materi yang dibutuhkan tersedia atau ada di dalam modul yang dibuat. Modul juga memberikan kesempatan kepada peserta didik dapat belajar materi secara tuntas karena materi disajikan dalam satu kesatuan secara utuh.
  • Stand alone
Stand alone dimaksudkan bahwa modul tidak tergantung pada bahan ajar atau materi lain dan tidak selalu harus digunakan bersama bahan ajara atau media lainnya
  • Adaptif
Modul dikatakan bersifat adaptif karena dapat disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta bersifat fleksibel sehingga dapat digunakan dalam berbagai kondisi.
  • User Friendly
User friendly dimaksudkan bahwa setiap paparan informasi yang disajikan bersifat membantu dan bersahabat dengan pemakainya. Selain itu, modul juga harus memberikan kemudahan bagi pemakainya untuk mengakses dan merespon sesuai dengan keinginan. Bahasa yang digunakan adalah bahasa sederhana yang mudah dipahami dan menggunakan istilah yang biasa/umum digunakan.

c. Format Modul
Format penulisan modul diantaranya adalah sebagai berikut :
  • halaman sampul
  • kata pengantar
  • daftar isi
  • glosrium
  • pendahuluan, memuat : deskripsi modul, waktu, prasyarat, petunjuk penggunaan modul, tujuan akhir dan cek kompetensi
  • pembelajaran, memuat kegiatan belajar (KD, tujuan, uraian materi, LKPD/Penugasan, latihan)
  • Penilaian, Penilaian berisi penilaian formatif yang telah diselesaikan dalam 1 temamelipui aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan 
Berikut ini adalah contoh sederhana modul SD. 




Demikian paparan singkat mengenai modul sebagai bahan ajar. Materi ini kami sarikan dari materi workshop penyusunan modul pembelajaran yang dilaksanakan di dinas pendidikan bulan Agustus ini. Semoga dapat memberikan manfaat dan terima kasih sudah berkunjung di www.akucintamentari.com

1 komentar untuk "Pengembangan Modul Belajar SD"