Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pengembangan Kurikulum

 

Pengembangan Kurikulum


BAB I

PENDAHULUAN

A.                Latar Belakang

Kurikulum merupakan semua kegiatan dan pengalaman potensial (isi/ materi) yang telah disusun secara ilmiah, baik yang terjadi di dalam kelas, di halaman sekolah maupun di luar sekolah atas tanggung jawab sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan. Keberadaan kurikulum menentukan keberhasilan capaian tujuan pendidikan karena kurikulum merupakan acuan untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Dengan adanya kurikulum, tujuan satuan pendidikan akan tercapai, pendidik dapat melaksanakan pembelajaran dengan baik, siswa atau peserta didik  dapat belajar dengan tertib dan terarah, kepala sekolah dapat mengatur manajemen madrasahnya dengan baik pula.

Seiring dengan perubahan yang terjadi, kurikulum pun mengalami perubahan guna terus meningkatkan mutu layanan pendidikan. Perubahan kurikulum tersebut mengharuskan satuan pendidikan untuk terus melakukan pengembangan kurikulum. Pengembangan kurikulum di sekolah melibatkan kreativitas pihak-pihak yang berkaitan dengan sekolah sehingga dapat disesuaikan dengan keadaan peserta didik, sekolah, keadaan sosial budaya masyarakat di sekitar sekolah hingga kemungkinan memasukkan muatan lokal yang sesuai dengan kebutuhan warga masyarakat. Dengan demikian, kurikulum yang dikembangkan di sekolah dapat berfungsi untuk melayani peserta didik sesuai harapan masyarakat. Oleh karena itu, peran aktif mereka dalam pengembangan kurikulum sangat berpengaruh terhadap efektivitas institusi sekolah dan menjadikan sekolah satu dengan sekolah lainnya berbeda sebagai ciri khas sesuai visi dan misinya.[1]

Pengembangan kurikulum di Indonesia pada hakikatnya merupakan perwujudan dari tujuan pendidikan nasional  sebagaimana tertuang dalam UU No. 20 tentang Sistem Pendidikan Nasional tahun 2003 pasal (3) yang menyebutkan  bahwa “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermanfaat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis secara bertanggung jawab.

 

B.            Tujuan Penulisan Makalah

Makalah ini ditulis dengan tujuan untuk memberikan penjelasan mengenai :

1.             Pengertian kurikulum dan tujuan pengembangan kurikulum

2.             Pendekatan pengembangan kurikulum

3.             Landasan atau dasar  pengembangan kurikulum

4.             Prinsip-prinsip pengembangan kuruikulum

5.             Model pengembangan kurikulum

6.             Langkah-langkah pengembangan kurikulum

 


BAB II

PEMBAHASAN

 

A.           Pengertian Kurikulum dan Tujuan Pengembangan Kurikulum

Pengertian kurikulum menurut Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional menjelaskan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana, pengaturan mengenai isi, bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Kurikulum merupakan sebuah perangkat pengaturan mengenai isi, bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu dengan memperhatikan media yang dijadikan acuan oleh lembaga pendidikan dalam mewujudkan tujuan pendidikan agar siswa mendapatkan ijzasah pada akhir tahun pendidikannya.[2]

Rumusan tersebut mengandung pokok-pokok pikiran yang terdiri dari: pertama, kurikulum merupakan suatu rencana/perencanaan. Kedua, kurikulum merupakan pengaturan berarti memiliki sistematika dan struktur konsep dasar kurikulum tertentu. Ketiga, kurikulum memuat isi dan bahan pelajaran menunjuk kepada perangkat mata ajar atau bidang studi tertentu. Keempat, kurikulum mengandung cara, atau metode serta strategi pengajaran. Kelima, kurikulum merupakan pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar. Keenam, kendatipun tidak tertulis, namun telah tersirat dalam kurikulum, yakni kurikulum dimaksudkan untuk mencapai tujuan pendidikan, maka kurikulum adalah suatu alat pendidikan.

Pengembangan kurikulum adalah istilah yang komprehensif, yang meliputi perencanaan, implementasi, dan evaluasi. Perencanaan kurikulum adalah langkah memimpin jalan dalam membangun kurikulum ketika pekerja kurikulum membuat keputusan dan mengambil tindakan untuk menghasilkan rencana yang akan digunakan oleh guru dan siswa. Penerapan kurikulum atau yang biasa disebut implementasi kurikulum berusaha memindahkan perencanaan kurikulum ke dalam tindakan operasional. Evaluasi kurikulum merupakan tahap akhir pengembangan kurikulum untuk melihat sejauh mana hasil pembelajaran, tingkat pencapaian yang direncanakan dari program, dan hasil dari kurikulum.[3]

Pengembangan kurikulum memiliki tujuan mencapai cita-cita tujuan nasional yang merupakan tujuan jangka panjang yang menjadi tujuan ideal bangsa Indonesia, tujuan institusional lembaga pendidikan, mencapai tujuan instruksional (pencapaian target yang harus dicapai oleh suatu mata pelajaran yang terdiri atas tujuan instruksional umum dan tujuan instruksional khusus. Tujuan pengembangan kurikulum harus memperhatikan tujuan institusional (tujuan satuan Pendidikan), tujuan kurikuler / bidang studi dan tujuan instruksional (tujuan pembelajaran).[4]

 

B.            Pendekatan Pengembangan Kurikulum

Pendekatan dalam pengembangan kurikulum mempunyai pengertian penyusunan kurikulum baru (curriculum contruction) maupun penyempurnaan terhadap kurikulum yang sedang berlaku (curriculum improvement). Pengembangan kurikulum berkaitan dengan penyusunan seluruh dimensi kurikulum, mulai dari landasan, struktur dan penataan mata pelajaran, ruang lingkup dan urutan materi pembelajaran, garis program pembelajaran sampai pedoman pelaksanaan.[5] Pendekatan yang dapat digunakan dalam pengembangan kurikulum ada empat, diantaranya adalah sebagai berikut.

a.        Pendekatan Akademik

Kurikulum yang dikembangkan dengan menggunakan pendekatan akademik berangkat dari sistematika "pohon" ilmu atau subdisiplin ilmu yang hendak dipelajari, sehingga kurikulum merupakan kumpulan daftar bidang-bidang ilmu dari berbagai disiplin atau subdisiplin yang akan dibelajarkan pada siswa.

b.        Pendekatan Teknologi

Pendekatan ini berangkat dari asumsi bahwa lembaga pendidikan merupakan lembaga penyedia tenaga kerja, setiap lulusan sekolah akan berhadapan dengan pilihan-pilihan profesi kehidupan riel di masyarakat. Maka kurikulum sekolah harus didesain sebagai penyiapan melaksanakan tugas-tugas atau fungsi kerja/jabatan tertentu.

c.              Pendekatan Humanistik

Pendekatan ini maksudnya adalah bahwa program pendidikan sebenarnya adalah untuk menghantarkan anak didik menjadi manusia sempurna yang memiliki integritas kepribadian (insan kamil).

d.             Pendekatan Rekayasa Sosial

Pendekatan ini digunakan apabila kurikulum dianggap sebagai konsep dasar mengembangkan dan merekayasa masyarakat guna memiliki sikap dan kemampuan tertentu, sehingga hasil belajar diukur dari seberapa jauh konstruksi sikap dan kemampuan yang diinginkan telah terwujud dalam diri siswa.

 

C.           Landasan atau Dasar  Pengembangan Kurikulum

Landasan utama dalam pengembangan kurikulum diantaranya landasan filosofis, sosiologis, psiko-pedagogik, teoritis dan yuridis.  

a.             Landasan filosofis

Kurikulum di Indonesia secara filosofis dikembangkan atas dasar pemikiran bahwa pendidikan berakar pada budaya bangsa unttuk membangun kehidupan bangsa masa kini dan masa mendatang. Pendidikan ditujukan untuk mengembangkan kecerdasan intelektual dan kecemerlangan akademik melalui pendidikan disiplin ilmu, Filosofi ini menentukan bahwa isi kurikulum adalah disiplin ilmu.

b.             Landasan Sosiologis

Kurikulum ditinjau dari aspek sosiologis dikembangkan atas dasar adanya kebutuhan akan perubahan rancangan dan proses pendidikan dalam rangka memenuhi dinamika kehidupan masyarakat, bangsa dan negara. Hal ini dilakukan agar Pendidikan selalu dapat menjawab tuntutan perubahan sesuai dengan zamannya.

c.              Landasan Psiko-Pedagogik

Pendidikan tidak terlepas dengan unsur-unsur psikologi, sebab pendidikan adalah menyangkut perilaku manusia itu sendiri. Konsep ini memberi konsekuensi bahwa kurikulum harus difungsikan sebagai wahana pendewasaan peserta didik sesuai dengan perkembangan psikologisnya dan mendapatkan perlakuan pedagogis sesuai dengan konteks lingkungan dan zamannya.[6]

d.             Landasan Teoritik

Kurikulum dikembangkan atas teori pendidikan sehingga pembelajran yang dilakukan oleh guru dikembangkan berupa pembelajaran di sekolah, kelas, dan masyarakat serta pengalaman belajar langsung peserta didik.

e.              Landasan Yuridis

Pengembangan kurikulum juga memiliki landasan yuridis diantaranya  UUD RI Tahun 1945,  UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,  UU Nomor 17 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional  beserta segala Ketentuan yang Dituangkan dalam Rencana Jangka Menengah Nasional, PP Nomor 32 Tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan, Permendikbud No 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, Permendikbud No 54 tahun 2013 tentang SKL dan lain sebagainya.

f.               Landasan IPTEK

Kurikulum selayaknya dapat mengakomodir dan mengantisipasi laju perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga peserta didik dapat mengimbangi dan sekaligus mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk kemaslahatan dan keberlangsungan hidup manusia.[7]

D.           Prinsip-prinsip Pengembangan Kurikulum

Secara etimologi prinsip memiliki makna beranekaragam yaitu asas, dasar, etika, hakikat, pokok, rukun, sendi, ajaran, diktum, dogma, doktrin, kaidah, patokan, pedoman, pijakan, opini, paham, pandangan, pendapat, pendirian, sikap.  Prinsip-prinsip dalam pengembangan kurikulum, yaitu:

 

 

a.              Prinsip Berorientasi pada Tujuan dan Kompetensi

Tujuan yang dimaksud meliputi tujuan pendidikan nasional, tujuan institusional, tujuan kurikuler, tujuan pembelajaran umum dan khusus (tujuan perilaku). Tujuan pendidikan haruslah mencakup semua aspek perilaku siswa, baik secara kognitif, afektif, dan psikomotor.

b.             Prinsip Relevansi

Prinsip ini terdiri atas dua jenis, yaitu relevansi eksternal dan relevansi internal. Relevansi eksternal menunjukkan relevansi kurikulum dengan lingkungan siswa dan masyarakat, pengembangan kehidupan sekarang, masa depan serta tuntutan dan kebutuhan dunia kerja. Relevansi internal berarti relevansi antara komponen kurikulum itu sendiri.

c.              Prinsip Efisiensi

Pengembang kurikulum harus memahami situasi dan kondisi tempat itu di mana kurikulum akan digunakan. Implikasinya adalah untuk mendapatkan kegiatan kurikuler menggunakan waktu, energi, biaya, dan sumber-sumber lain dengan hati-hati dan tepat sehingga hasil kegiatan kurikulumnya memadai dan memenuhi harapan

d.             Prinsip Keefektifan

Prinsip ini dapat dilihat dari dua dimensi, yaitu proses dan produk. Dimensi proses mengacu pada efektivitas proses pembelajaran sebagai kurikulum nyata (efektivitas guru pengajaran dan efektivitas peserta didik), sedangkan dimensi produk merujuk pada hasil yang ingin diraih.

e.              Prinsip Fleksibilitas

 Kurikulum harus dikembangkan secara fleksibel (tidak kaku), baik dalam proses dan hasil yang diharapkan. Implikasinya adalah pengembang kurikulum harus memastikan bahwa kegiatan kurikuler fleksibel dan dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi di lapangan dan ketersediaan waktu tanpa merombak standar kompetensi dasar dan kompetensi yang telah ditetapkan.

f.               Prinsip Integritas

Kurikulum harus dikembangkan berdasarkan keseluruhan dan terstruktur. Implikasinya adalah bahwa pengembang kurikulum harus memperhatikan dan mengusahakan pendidikan untuk menghasilkan individu yang unggul.

g.              Prinsip kontinuitas

Kurikulum harus dikembangkan dengan cara yang berkelanjutan agar proses pendidikan atau pembelajaran siswa dapat berkembang secara sistematis, di mana pendidikan ada di ruang kelas atau level yang lebih rendah harus menjadi dasar untuk melanjutkan di kelas dan tangga di atasnya.

h.             Prinsip sinkronisasi

 Kurikulum harus dikembangkan dengan membuat semua kegiatan diperlukan kurikuler, ekstrakurikuler dan kokurikuler serta pengalaman belajar lainnya dapat harmonis, dalam harmoni, seimbang, dalam arah dan kesepakatan yang sama.

i.               Prinsip objektifitas

Kurikulum harus dikembangkan dengan upaya maksimal untuk semua kegiatan (intraculicular, ekstrakurikuler dan ko-kurikuler) dilakukan dalam urutan kebenaran ilmiah.

j.                Prinsip demokrasi

Pengembangan kurikulum harus didasarkan pada nilai-nilai demokrasi, yaitu menghormati kemampuan, menegakkan keadilan, menerapkan kesetaraan peluang, dan memperhatikan keragaman siswa.[8]

E.            Model-model Pengembangan Kurikulum

Kegiatan pengembangan kurikulum menitikberatkan pada tiga hal utama, yaitu kepentingan peserta didik, kondisi satuan pendidikan dan masyarakat serta peranan para pengembang kurikulum terutama guru. Oleh karenanya, pengembangan kurikulum setidaknya menyangkut empat model diantaranya model kurikulum, subyek akademik, humanistic, rekonstruksi sosial dan kompetensi.[9]

a.             Kurikulum Subyek Akademik

Kurikulum ini lebih mengutamakan isi pendidikan. Belajar adalah berusaha menguasai isi atau materi pelajaran sebanyak-banyaknya. Guru sebagai penyampai bahan ajar memegang peranan penting dan harus menguasai semua pengetahuan yang menjadi isi kurikulum

1)             Kurikulum Humanistik

Model kurikulum humanistik menekankan pengembangan kepribadian peserta didik secara utuh dan seimbang, antara perkembangan segi intelektual, afektif, dengan psikomotor. Kurikulum ini memperhatikan minat dan kebutuhan peserta didik. Pembelajarannya berpusat pada peserta didik, student centered.. Pembelajaran segi-segi sosial, moral, dan afektif mendapat perhatian utama dalam model kurikulum ini.

2)        Kurikulum Rekonstruksi Sosial

Kurikulum rekonstruksi sosial lebih memusatkan perhatiannya pada problema-problema yang dihadapi dalam masyarakat. Interaksi bukan hanya terjadi antara peserta didik dengan guru, tetapi juga antara peserta didik dengan peserta didik, peserta didik dengan orang-orang di lingkungannya dan dengan sumber-sumber belajar lainnya. Melalui interaksi dan kerjasama ini peserta didik berusaha memecahkan problema-problema yang dihadapinya dalam masyarakat menuju pembentukan masyarakat yang lebih baik.

3)             Kurikulum Kompetensi

Ciri dari kurikulum kompetensi yang dikembangkan dari konsep teknologi pendidikan, yaitu tujuan dan metode. Tujuan diarahkan pada penguasaan kemampuan akademik, kemampuan vokasional, atau kemampuan pribadi yang dirumuskan dalam bentuk kompetensi. Metode merupakan kegiatan pembelajaran sering dipandang sebagai proses mereaksi terhadap perangsang-perangsang yang diberikan dan apabila terjadi respons yang diharapkan maka respons tersebut diperkuat.

b.             Langkah-langkah Pengembangan Kurikulum

Langkah-langkah dalam pengembangn kurikulum adalah sebagai berikut:

a.    Menentukan tujuan

Merumuskan tujuan merupakan langkah pertama dan utama, sebab tujuan merupakan arah atau sasaran pendidikan yang menjadi pijakan dalam memilih isi kurikulum, aktifitas belajar, dan prosedur pembelajaran. Oleh karena itu dalam merumuskan tujuan ini perlu dilakukan analisis kebutuhan dan disaring dengan mempertimbanngkan berbagai aspek, yaitu aspek filosofis, sosiologis, psikologis, perkembangan ilmu pengetahuan.


b.    Menentukan pengalaman belajar  (learning experiences)

Learning experience adalah aktivitas siswa dalam berinteraksi dengan lingkungan belajar dalam proses pembelajaran. Prinsip dalam menentukan pengalaman belajar siswa yaitu pengalaman siswa harus sesuai dengan tujuan yang ingin di capai, setiap pengalaman belajar harus memuaskan siswas, etiap rancangan pengalaman belajar siswa sebaiknya melibatkan siswa dan satu jenis pengalaman belajar dapat saja mencapai tujuan yang beragam

c.     Pengorganisasian pengalaman belajar

 Pengorganisasian pengalaman belajar ada dua, yaitu : a) Pengorganisasian secara vertikal Pengorganisasian secara vertikal adalah menghubungkan pengalaman belajar dalam satu kajian yang sama dalam tingkat yang berbeda. Contoh: Pengorganisasian pengalaman belajar yang menghubungkan antara matapelajaran bahasa di kelas lima dan bahasa di kelas enam. b) Pengorganisasian secara horizontal. Pengorganisasian secara horisontal adalah menghubungkan pengalaman belajar dalam bidang bahasa dan sejarah dalam tingkat yang sama.

d.             Menentukan penilaian ketercapaian tujuan yang telah ditetapkan.

Evaluasi dibutuhkan untuk mengetahui apakah tujuan yang telah ditentukan benar-benar tercapai dan bagaimana kualitas pencapaiannya. Rumusan tujuan merupakan kompas dan pengarah pengalaman belajar. Untuk menentukan apakah pengalaman belajar siswa sudah sampai pada arah yang dirumuskan dalam tujuan maka dilakukan evalusi.

 

BAB III

KESIMPULAN

1.             Kurikulum kurikulum adalah seperangkat rencana, pengaturan mengenai isi, bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan Pengembangan kurikulum mencapai cita-cita tujuan nasional.

2.             Pendekatan pengembangan kurikulum terdiri dari pendekatan akademis, teknologi, humanistic dan rekonstruksi sosial

3.             Landasan atau dasar pengembangan kurikulum diantaranya landasan filosofis, sosiologis, psiko-pedagogik, teoritik, yuridis dan IPTEK

4.             Prinsip-prinsip pengembangan kuruikulum ada sepuluh macam

5.             Model pengembangan kurikulum terdiri dari kurikulum subyek akademik, humanistic, rekonstruksi sosial dan kompetensi

6.             Langkah-langkah pengembangan kurikulum yaitu menetukan tujuan, pengalaman belajar dan pengorganisasniannya serta evaluasi.

 Daftar Pustaka

Ardi Hamzah. Model Pengembangan Kurikulum dan Strategi Pembelajaran Pendidikan Tinggi Akuntansi Berbasis Sosiologi Kritis, Kreativitas dan Mentalitas. Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi, Universitas Trunojoyo

 

Aset Sugiana. 2019. Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam dan Implementasinya di MTS Nurul Ummah Yogyakarta.. Jurnal Pendidikan Agama Islam, Vol. XVI, No. 1

 

Bambang Indriyanto. 2012.Pengembangan Kurikulum Sebagai Intervensi kebijakan Peningkatan Mutu Pendidikan. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 18, Nomor 4

 

Choirun Nikmah, Niswatul Imsiyah, Linda Fajarwati. 2018. Pengaruh Pengembangan Kurikulum Terhadap Kompetensi Peserta Pelatihan Tata Rias Pengantin Level I Di Lembaga Kursus Dan Pelatihan Erna Kabupaten Jember Learning Community: Jurnal Pendidikan Luar Sekolah, 2 Nomor 2

 

Gita Tri Andini. 2018. Manajemen Pengembangan Kurikulum. Jurnal Islamic Education Manajemen Vol. 3, No. 2

 

Rosichin Mansur. 2016.  Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam Multikultural (Suatu Prinsip-Prinsip Pengembangan). Jurnal Ilmiah Vicratina Volume 10 Nomor 2

 

Niswa Nadia Ummami. 2019. Prinsip Umum dan Khusus Pengembangan Kurikulum (Implikasinya Terhadap Penerapan Kurikulum 2013) .  As-Salam I Vol. VIII No.1,

 

Purwadhi. 2019. Pengembangan Kurikulum dalam Pembelajaran Abad XXI. MIMBAR PENDIDIKAN: Jurnal Indonesia untuk Kajian Pendidikan, Volume 4 Nomor (2),

 

Rahmatullah. 2013. Landasan Pengembangan Kurikulum 2013. TA’LIMUNA. Vol.2, No. 2

 

Reka Miswanto.2015. Pengembangan Kurikulum Pendidikan dalam Perspektif Kurikulum Humanistik (Studi Kasus di Sekolah Dasar Muhammadiyah Karangbendo Bantul.  Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Dasar Volume 2 Nomor  2

 

Sulthon. 2014. Dinamika Pengembangan Kurikulum Ditinjau dari Dimensi Politisasi Pendidikan dan Ekonomi. Edukasia: Jurnal Penelitian Pendidikan Islam Vol. 9, No. 1

 

Suprihatin. 2017. Pendekatan HUmanistik Dalam Pengembangan Kurikulum Pendidikan Islam. Jurnal Kependidikan Islam, Vol. 3, No. 1

Syafi’i. Pengembanga Kurikulum. Surabaya : Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Ampel Surabaya

 

Syamsul Bahri. Pengembangan Kurikulum dan Tujuannya. Jurnal Ilmiah Islam Futura

 

Zaini Tamin A.R.2018.  Dinamika Perkembangan Kurikulum Pendidikan Pesantren; Satu Analisis Filosofis. EL-BANAT: Jurnal Pemikiran dan Pendidikan Islam Volume 8, Nomor 1



[1] Aset Sugiana. 2019. Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agaman Islam dan Implementasinya di MTS Nurul Ummah Yogyakarta. Jurnal Pendidikan Agama Islam, Vol. XVI, No. 1

[2] Reka Miswanto.2015. Pengembangan Kurikulum Pendidikan dalam Perspektif Kurikulum Humanistik (Studi Kasus di Sekolah Dasar Muhammadiyah Karangbendo Bantul.  Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Dasar Volume 2 Nomor  2

 

[3] Niswa Nadia Ummami. 2019 Prinsip Umum dan Khusus Pengembangan Kurikulum (Implikasinya Terhadap Penerapan Kurikulum 2013).  As-Salam I Vol. VIII No.1

 

[4] Sulthon.2014.  Dinamika Pengembangan Kurikulum Ditinjau dari Dimensi Politisasi Pendidikan dan Ekonomi. Edukasia: Jurnal Penelitian Pendidikan Islam Vol. 9, No. 1

 

[5] Suprihatin.2017. Pendekatan Humanistik Dalam Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam. Jurnal Kependidikan Islam, Vol. 3, No. 1

[6] Purwadhi. 2019. Pengembangan Kurikulum dalam Pembelajaran Abad XXI. MIMBAR PENDIDIKAN: Jurnal Indonesia untuk Kajian Pendidikan, Volume 4 No.2M

[7]  Syamsul Bahri. Pengembangan Kurikulum Dasar dan Tujuannya. Jurnal Ilmiah Islam Futura

 

[8]  Niswa Nadia Ummami.2019. Prinsip Umum dan Khusus Pengembangan Kurikulum (Implikasinya Terhadap Penerapan Kurikulum 2013. As-Salam I Vol. VIII No.1

 

[9] Sulthon. 2014. Dinamika Pengembangan Kurikulum Ditinjau dari Dimensi Politisasi Pendidikan dan Ekonomi. Edukasia: Jurnal Penelitian Pendidikan Islam Vol. 9, No. 1

Posting Komentar untuk "Pengembangan Kurikulum"