Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

PERENCANAAN, PELAKSANAAN DAN ANALISIS EVALUASI PROGRAM PENDIDIKAN




PERENCANAAN, PELAKSANAAN DAN ANALISIS EVALUASI PROGRAM PENDIDIKAN

Pelaksanaan evaluasi program pembelajaran terbagi dalam tiga tahapan, yaitu perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Setelah kegiatan tersebut dilakukan, maka tahapan terakhirnya adalah perumusan kesimpulan dan rekomendasi. Adapun uraiannya adalah sebagai berikut.




      Prosedur Perencanaan Evaluasi Program
Perencanaan evaluasi program meliputi tiga hal mendasar yaitu analisis kebutuhan, penyusunan proposal evaluasi program dan pembuatan alat atau instrumen evaluasi program.
a.      Analisis kebutuhan
Kaufman dan English dalam Suharsimi Arikunto menekankan perlunya analisis kebutuhan di dalam menyelesaikan masalah-masalah pendidikan. Dalam menggunakan analisis sistem, mengidentifikasi dan mengklarifikasi masalah, kemudian menentukan gejala dan asumsi penyebab timbulnya masalah merupakan ciri khusus yang tidak dapat diabaikan.[1] Di dalam ensiklopedia evaluasi yang disusun oleh Anderson dkk, analisis kebutuhan diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan seseorang untuk mengidentifikasi kebutuhan sekaligus menentukan proses diantaranya. Kaufman dan English mendefinisikan analisis kebutuhan sebagai suatu proses formal untuk menentukan jarak atau kesenjangan antara keluaran dan dampak yang diinginkan kemudian menempatkan deretan kesenjangan ini dalam skala prioritas, kemudian memilih hal yang paling penting untuk diselesaikan masalahnya.
Analisis kebutuhan merupakan alat yang konstrukstif dan positif untuk melakukan perubahan. Perubahan yang dimaksudkan adalah perubahan yang didasarkan atas logika yang bersifat rasional, perubahan fungsional yang dapat memenuhi kebutuhan warga negara, kelompok maupun individu. Perubahan ini menunjukkan upaya formal yang sistematis menentukan dan mendekatkan jarak kesenjangan antara “seperti apa yang ada” dengan “bagaimana seharusnya”. Hal tersebut merupakan peran dari analisis kebutuhan.
Menurut Anderson dalam Suharsimi Arikuntosecara umum besarnya kebutuhan dapat diukur dengan dua cara yaitu secara subyektif dan obyektif.[2] Pengukuran secara subyektif terjadi apabila pelaku membandingkan sesuatu kebutuhan dengan kondisi yang dapat diterima olehnya. Penilaian kebutuhan secara subyektif terdiri dari mengidentifikasi tujuan penting dalam program yang akan dievaluasi, menentukan pilihan kriteria atau menyusun kriteria yang sesuai dengan setiap tujuan masing-masing bidang dan indikator, menyusun skala bertingkat yang digunakan untuk mempertimbangkan tingkat penampilan skor serta mengumpulkan semua calon evaluator untuk bersama-sama menentukan urutan kebutuhan dan skala prioritas kebutuhan.
Pengukuran secara obyektif terjadi apabila kebutuhan yang diukur itu dibandingkan dengan besarnya kebutuhan sesuatu bidang yang terkait dan sesuai dengan bidang yang akan dievaluasi. Tahapan pengukuran secara obyektif diantaranya mengudentifikasi lingkup tujuan penting dalam program yang akan dievaluasi, menentukan indikator dan cara pengukuran tujuan-tujuan, menyusun kriteria untuk setiap indikator, menyusun alat pengukuran untuk setiap indikator dan membandingkan kondisi yang diperoleh dengan kriteria.

b.      Penyusunan  Proposal Evaluasi Program
Evaluasi program sebenarnya juga merupakan penelitian. Namun evaluasi program memiliki ciri khusus yaitu adanya tolok ukur atau kriteria. Ada lima langkah dalam prosedur evaluasi program yaitu menyusun proposal, menyusun alat pengumpul data (instrumen), mengumpulkan data, menganalisis data dan mengambil kesimpulan dan merumuskan rekomendasi. Langkah pertamanya adalah menyusun proposal. Proposal terdiri dari dua bagian penting yaitu pendahuluan dan metodologi. Selain itu juga dapat ditambahkan strategi pengaturan waktu, penetuan personel dan pembagian tugas, rencana anggaran, dan monitoring kegiatan.
Proposal perlu disusun agar kegiatan lancar, terarah dan tidak mendadak. Proposal dapat dibuat oleh evaluator luar, evaluator dalam maupun evaluator gabungan. Evaluator luar adalah petugas evaluasi program yang terlibat langsung maupun tidak langsung dengan program yang dievaluasi. Evaluator dalam adalah petugas evaluasi yang terlibat langsung dalam kegiatan program yang dievaluasi.
c.       Pembuatan Alat atau Instrumen Evaluasi Program
Instrumen memegang peranan penting dalam menentukan kualitas data yang dikumpulkan. Semakin tinggi kualitas instrumen semakin tinggi pula hasil evaluasinya. Syarat instrumen yang baik ada empat, diantaranya  valid atau sahih yaitu tepat menilai yang akan dinilai. Kedua, reliabel atau dapat dipercaya yaitu bahwa data yang dikumpulkan benar seperti apa adanya. Ketiga, praktikebel, yaitu bahwa instrumen tersebut mudah digunakan, praktis dan tidak rumit. Keempat, ekonomis, yaitu tidak boros dalam mewujudkan dan menggunakan sesuatu di dalam penyusunan, tidak banyak membuang uang, waktu dan tenaga. Langkah-langkah penyusunan instrumen adalah mengidentifikasi komponen program dan indikatornya, membuat kisi-kisi kaitan antara indikator, sumber data, metode pengumpulan data, menyusun butir-butir instrumen, menyusun kriteria penilaian dan menyusun pedoman pengerjaan.

        Langkah-langkah Evaluasi Program
Tahapan evaluasi program meliputi tahap persiapan, pelaksanaan dan tahap monitoring evaluasi program.
a.      Persiapan Evaluasi Program
Persiapan evaluasi program antara lain berupa penyusunan evaluasi, penyusunan instrumen evaluasi, validasi instrumen evaluasi, menentukan jumlah sampel yang diperlukan dalam kegiatan evaluasi, dan penyamaan persepsi antar evaluator sebelum pengambilan data. Penyusunan evaluasi terkait dengan pemilihan model evaluasi. Pemilihan model tergantung pada tujuan evaluasi program yang akan dilaksanakan dan kriteria kriteria keberhasilan program sehingga dalam penyusunan evalusai seorang evaluator harus mengetahui tujuan program dan kriteria keberhasilan program.
Setelah mengetahui tujuan dan kriteria keberhasilan program, evaluator dapat menentukan metode pengumpulan data, alat pengumpulan data, sasaran evaluasi program, dan jadwal yang akan digunakan sebagai acuan dalam kegiatan evaluasi program. Setelah rencana evaluasi tersusun langkah selanjutnya adalah penyusunan evaluasi. Langkah-langkah yang ditempuh dalam penyusunan instrumen evaluasi adalah (1) merumuskan tujuan yang akan dicapai dengan instrumen yang akan disusun, (2) membuat kisi-kisi yang berisi tentang perincian variabel dan jenis istrumen yang akan digunakan, (3) membuat butir-butir instrumen dan (4) menyunting instrumen.
Kegiatan menyunting instrumen terdiri dalam tiga tahapan yaitu (1) mengurutkan butir menurut sistematika yang dikehendaki evaluator untuk mempermudah pengolahan data, (2) menuliskan petunjuk pengisian, identitas dan sebagainya, (3) membuat pengantar permohonan pengisian bagi angket yang diberikan kepada orang lain. Setelah instrumen selesai dibuat langkah selanjutnya adalah melakukan pengijain validitas dan reliabilitasnya.
Evaluasi program kadang-kadang memiliki populasi yang besar dan luas, sehingga perlu teknik  sampling untuk perolehan datanya. Teknik sampling ada dua macam, yaitu random sampling dan nonrandom sampling. Random sampling adalah pengambilan sampel secara acak di mana semua individu dalam populasi memiliki peluang yang sama. Nonrandom samplingadalah pengambilan sampel di mana tidak semua individu diberi peluang yang sama untuk menjadi anggota sampel. Langkah selanjutnya setelah menemukan sampel yaitu menyamakan persepsi antar evaluator tentang berbagai hal sebelum pengambilan data dimulai. Beberapa hal yang perlu disamakan persepsinya yaitu tujuan program, tujuan evaluasi, kriteria keberhasilan program, jenis data yang diperlukan, metode pengumpulan data, instrumen pengumpul data, wilayah generalisasi, teknik sampling dan jadwal kegiatan evaluasi. Penyamaan persepsi ini bermanfaat agar tidak terjadi bias dalam pengambilan data.

b.       Pelaksanaan Evaluasi Program
Evaluasi program dapat dikategorikan menjadi empat jenis, yaitu evaluasi reflektif, evaluasi rencana, evaluasi proses dan evaluasi hasil. Evaluasi reflektif digunakan untuk mengevaluasi kurikulum sebagai suatu ide. Jenis evaluasi ini mencoba mengkaji ide yang dikembangkan dan dijadikan landasan bagi kurikulum. Evaluasi rencana merupakan evalusi yang paling banyak digunakan. Persyaratan-persyaratan program sebagai rencana seperti format, keterbacaan, hubungan antar komponen, organisasi vertikal dan horizontal dari pengalaman belajar biasanya meupakan hal yang menuntut perhatian evaluator pada saat melakukan evaluasi program sebagai suatu rencana.
Evaluasi proses atau implementasi program membuat perhatian evaluator untuk mencoba melihat beberapa faktor yang berhubungan dengan pelaksanaan program sebuah kegiatan. Evaluasi terhadap kepemimpinan kepala sekolah, pengetahuan dan sikap serta kegiatan guru, faktor siswa, peralatan belajar serta interaksi dalam proses  pembelajaran dianggap sebagai fokus yang penting. Evaluasi hasil merupakan evaluasi terhadap hasil capaian hasil belajat dalam pengertian pengetahuan yang dapat diserap oleh peserta didik. Jumlah pengetahuan yang dimiliki peserta didik semakin tinggi, semakin berhasil program pembelajaran tersebut.
Keempat jenis evaluasi tersebut akan mempengaruhi evaluator dalam pengumpulan data.

Tabel berikut menunjukkan ringkasan alat pengumpul data selama pelaksanaan evaluasi program.
Alat
Kapan dilakukan
Keuntungan
Kelemahan
Tes, kuosioner, survey atau daftar ceklist
Dilakukan ketika membutuhkan data yang banyak secara cepat dan mudah dari orang-orang tanpa merasa terancam / tidak nyaman
a.       Bisa dilakukan secara anonim
b.      Pengelolaannya murah
c.       Mudah membandingkan dan menganalisisnya
d.      Mampu menggali data dari banyak orang
e.       Bisa memperoleh data yang banyak
f.        Banyak contoh tes, kuosioner, daftar yang sudah ada tanpa harus repot membuatnya
a.       Bisa mendapatkan feedback yang tidaj saksama
b.      Respon atau tanggapan bisa menyimpang
c.       Impersonal
d.      Dalam survey perlu keahlian sampling
e.       Tidak akan mendapatkan cerita sepenuhnya
Wawancara
Ketika menghendaki pemahaman, kesan atau pengalaman seseorang atau unit kerja / organisasi, atau juga untuk mempelajari secara lebih jauh jawaban tes atau kuosioner mereka
a.         Mendapatkan informasi yang penuh dan mendalam
b.         Membangun hubungan dengan responden atau informan
c.         Fleksibel
a.       Memakan waktu banyak
b.      Bisa sulit melakukan analisis dan perbandingan
c.       Bisa membutuhkan dana yang banyak
d.      Pewawancara bisa membiaskan tanggapan mereka
Analisis dokumen dan artifak
Ketika menghendaki kesan bagaimana
a.         Mendapatkan data yang komprehensif dan sifatnya historis
b.        Tidak menghentikan rutinitas orang-orang dalam melakukan aktivitasnya
c.         Data akan senantiasa siap digali
d.        Kadang bisa bias
a.       Kadang memakan waktu banyak
b.      Data mungkin saja tidak lengkap
c.       Harus jelas apa yang akan dicari
d.      Bukan alat yang fleksibel untuk menggali data, hanya terbatas pada dokumen atau artifak itu
Observasi
Untuk mendapatkan data yang akurat tentang bagaimana program sebenarnya berjalan, khususnya melalui proses
a.         Memandang pelaksanaan program sebagaimana adanya
b.        Bisa beradaptasi dengan kejadian yang sedang berlangsung
a.       Sulit menafsirkan perilaku yang tampak
b.      Bisa rumit dalam mengkategorisasikan observasi
c.       Bisa memengaruhi perilaku para pelaksana program
d.      Bisa memakan biaya banyak

Kelompok fokus
Menggali sebuah topik secara mendalam melalui diskusi kelompok
a.       Alat cepat dan terpercaya untuk mendapatkan kesan
b.      Alat yang paling efisien dalam mendapatkan data dengan waktu singkat
c.       Dapat menangkap inti program
a.       Bisa sulit menganalisis respon
b.      Perlu fasilitator yang bagus demi keamanan dan kedekatan
c.       Sulit menjadwal waktu
Tabel 2.1 Ringkasan alat pengumpul data
c. Monitoring (Pemantauan) Pelaksanaan Evaluasi
Bahasan monitoring pelaksanaan evaluasi terdiri dari fungsi pemantauan, sasaran pemantauan, teknik dan alat pemantauan, pelaku pemantauan, perencanaan pemantauan, dan pemanfaatan hasil pemantauan.
1)      Fungsi pemantauan
Pemantauan memiliki dua fungsi pokok, yaitu untuk mengetahui kesesuaian pelaksanaan program dengan rencana program dan untuk mengetahui seberapa pelaksanaan program yang sedang berlangsung dapat diharapkan akan menghasilkan perubahan yang diinginkan. Fungsi kedua pemantauan digunakan untuk mengingat pemantauan harus dapat mengenali sejak dini peluang terjadinya perubahan positif sesuai dengan harapan.

2)      Sasaran pemantauan
Sasaran pemantauan adalah menemukan hal-hal berikut :
a)      Seberapa jauh pelaksanaan program telah menunjukkan tandda-tanda tercapainya tujuan program
b)      Apakah terjadi dampak tambahan atau lanjutan yang positif meskipun tidak dilkasanakan
c)      Apakah terjadi dampak tambahan atau lanjutan yang positif meskipun tidak direncanakan
d)      Apakah terjadi dampak sampingan yang negatif, merugikan atau kegiatan yang mengganggu.
Temuan dampak negatif dan merugikan perlu ditindaklanjuti dengan upaya mengurangi atau meniadakannya sama sekali bila mungkin. Sebaliknya terjadinya hal tidak terduga yang positif perlu diikuti dengan upaya untuk lebih mengintensifkannya.

3)      Teknik dan alat pemantauan
Fungsi pokok pemantauan adalah mengumpulkan data tentang pelaksanaan program. Adapun teknik dan alat pemantauan adalah sebagai berikut.
a)      Teknik pengamatan partisipatif dengan menggunakan lembar pengamatan, catatan lapangan, dan alat perekam elektronik. Pengamatan partisipatif adalah bahwa pengamatan dilaukan oleh orang yang terlibat secara aktif dalam pelaksanaan program.
b)      Teknik wawancara, secara bebas atau tersetruktur dengan alat pedoman wawancara dan perekam wawancara. Wawancara terstruktur adalah wawancara yang sepenuhnya dipandu oleh pedoman wawancara.
c)      Teknik pemanfaatan dan analisis data dokumentasi seperti daftar hadir, satuan pelajaran, hasil karya siswa, hasil karya guru dan sebagainya.

4)      Pelaku Pemantauan
Pemantauan program dilakukan oleh evaluator bersama dengan pelaku / praktisi atau pelaksana program, dapat pula dibantu oelh pihak lain yang diperlukan seperti kepala sekolah dan masyarakat.

5)      Perencanaan Pemantauan
Perencanaan pemantauan meliputi beberapa aspek berikut :
a)      Perumusan tujuan pemantauan, berisi informasi program yang diinginkan, untuk siapa dan untuk kepantingan apa.
b)      Penetapan sasaran pemantauan, apa yang akan dijadikan sebagai objek pemantauan
c)      Penjabaran data yang dibutuhkan pemantauan, penjabaran dari sasaran.
d)      Penyiapan metode / alat pemantauan sesuai dengan sifat objek dan sumber atau jenis datanya.
e)      Perancangan analisis data pemnatauan dan pemaknaannya dengan berorientasi pada tujuan pemantauan.

6)      Pemanfaatan Hasil Pemantauan
Data yang telah diperoleh harus segera diolah dan dimaknai sehingga tujuan program dapat diketahui, tercapai atau tidak. Pemaknaan data hasil pemantauan ini menjadi dasar untuk menentukan langkah berikutnya dalam pelaksanaan program.

       Analisis Data dalam Evaluasi Program
Di dalam proses analisis, kita melakukan beberapa perlakuan atas data yang diperoleh disebut pengolahan. Analisis data dapat berupa analisis kualitatif dan kuantitatif merupakan analisis data yang biasa digunakan. Beberapa hal mendasar yang perlu dipertimbangkan untuk memaknai data yang diperoleh diantaranya adalah sebagai berikut.

a.      Awali dengan Tujuan Evaluasi
Ketika akan menganalisis data, yang perlu dilakukan pertama kali adalah mengawali dengan meninjau tujuan evaluasi. Hal ini bermanfaat bagi kita untuk memudahkan kita dalam menyusun data dan memfokuskan analisis.
b.      Hal Mendasar dalam Mengolah Data Kuantitatif
1)      Buat salinan data dan simpan master salinannya. Gunakan salinan tersebut untuk pengeditan, pemotongan dan lainnya
2)      Tabulasikan data
3)      Untuk skala penilaian dan ranking, disarankan untuk menghitung rata-rata.
c.       Hal Mendasar dalam Menganalisis Data Kualitatif
1)      Baca semua data secara saksama
2)      Susun semua komentar pada kategori yang sejenis
3)      Beri nama kategori tersebut
4)      Usahakan untuk mengenali pola dan hubungan kausal dari pola tersebut
5)      Simpan semua komentar itu untuk beberapa tahun depan setelah pelaksanaan evaluasi, siapa tahu dibutuhkan kelak.
Memproses data adalah mengolah data mentah menjadi wujud sajian data yang siap ditafsirkan melalui dua tahapan, yaitu tabulasi data dan pengolahan atau analisis data. Analisis data dapat dilakukan secara kualitatif maupun kuantitatif. Analisis kualitatif dilakukan dengan memberikan deskripsi dari hasil tabulasi data yang ada. Analisis kuantitatif dapat dilakukan dengan statistik deskriptif maupun pengolahan dengan komputer. Statistik deskriptif meliputi distribusi frekuensi, frekuensi realtif dan kumulatif, tampilan grafis data, diagram batang, diagram poligon frekuensi, mode dan modus, mean, median, standar deviasi dan lain sebagainya. Analisis dengan program komputer misalnya dengan menggunakan program SPSS.


      Menyusun Kesimpulan dalam Evaluasi Program
a.       Pembuatan kesimpulan
Kesimpulan merupakan inti dari sederetan informasi atau sajian yang menyatakan status program yang sedang dievaluasi. Sifat kegiatan evaluasi program adalah kegiatan ber-decision oriented karenanya untuk menentukan suatu kebijakan, para pengambil keputusan memerlukan masukan yang lengkap, jelas, rinci dan operasional berupa rekomendasi dari evaluator.
Bagaimana kesimpulan dibuat? Kesimpulan adalah intisari suatu proses. Kesimpulan berbeda dengan ringkasan atau rangkuman. Kesimpulan dibuat sesudah penyajian data, namun sebetulnya sumber informasi untuk kesimpulan juga dapat diambil dari tabel-tabel yang juga dijadikan dasar untuk analisis data.  Mengingat betapa pentingnya proses dari kesimpulan menjadi rekomendasi, maka isi rumusannya harus “menggigit”, “atraktif” dan “menantang” sehingga pengambil keputusan dapat terpikat dengan masalah tersebut dan dengan senang hati mengarahkan pusat perhatiannya untuk menghasilkan rekomendasi yang sifatnya positif dari program yang dievaluasi.
Agar rumusan kesimpulan bersifat “menggigit”, maka rumusannya harus singkat, jelas dan ringkas. Rumusan tersebut tidak menggunakan angka-angka lagi, tetapi dengan kata predikat, seperti baik, berkualitas tinggi, cukup mengesankan, tidak menarik dan sebagainya. Semuanya berupa kata sifat atau kata keadaan yang menunjukkan posisi tertentu.

b.      Rumusan Rekomendasi
Rekomendasi berarti saran-saran. Mengapa harus ada rekomendasi? Evaluasi program dimaksudkan sebagai upaya untuk memperoleh informasi sehubungan dijalankannya suatu kebijakan / program. Informasi yang terkumpul dan sudah dirumuskan menjadi kesimpulan, agar menjadi jelas arah kebijakan yang harus dilakukan oleh para pengambil keputusan, perlu diubah menjadi suatu rumusan rekomendasi. Hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun rekomendasi, yaitu perlunya melihat dengan lebih cermat terhadap alasan-alasan atau cara-cara yang diusulkan oleh responden tentang upaya peningkatan kualitas program yang dievaluasi untuk masa yang akan datang.


Daftar Pustaka

Suharsimi Arikunto. 2018. Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara

Nana Syaodih Sukmadinata. 2017. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Remaja Rosdakarya

Kumaidi. 2013. Pengantar Metode Statistika. Cirebon : Eduvision Publishing

Jurnal S. Eko Putro Widyoko, M.Pd. Evaluasi Program Pembelajaran




[1]Ibid, hlm. 71
[2]Ibid, hlm.76

Posting Komentar untuk "PERENCANAAN, PELAKSANAAN DAN ANALISIS EVALUASI PROGRAM PENDIDIKAN"