Perilaku Agresi
Agresi dalam psikologi memiliki banyak definisi bahkan evaluasi. Sebagian membayangkan agresi sebagai suatu kebajikan (misalnya “pebisnis yang agresif”) sementara yang lain memandang agresi sebagai tanda sakit mental. Agresi positif disebut sebagai asertivitas bertindak dalam upaya meningkatkan diri tanpa implikasi bahwa kita melukai orang lain. Agresi negatif biasa disebut kekerasan lebih fokus pada “perendahan” pada orang lain untuk mencapai tujuan yang sama.(Boeree, 2016)
Stricland
mengemukakan bahwa perilaku agresi adalah setiap tindakan yang diniatkan untuk
melukai, menyebabkan penderitaan dan untuk merusak orang lain. Myers
menjelaskan bahwa agresi adalah perilaku fisik maupun perilaku verbal yang
diniatkan untuk melukai objek yang menjadi sasaran agresi. Mac Nail dan Stewart
menjelaskan bahwa perilaku agresi adalah suatu perilaku atau suatu tindakan
yang diniatkan untuk mendominasi atau berperilaku secara destruktif, melalu
kekuatan verbal atau kekuatan fisik, orang lain dan diri sendiri. Berdasarkan
definisi tersebut, maka dapat diartikan sebagai tanggapan yang mampu memberikan
stimulus merugikan atau merusak terhadap organisme lain. Meskipun agresi sering
dihubungkan dengan dengan hal-hal yang bersifat fisik, namun sebenarnya perilaku
agresi yang ditujukan untuk memberikan kerugian secara psikologis dapat pula di
sebut sebagai perilaku agresi. Contoh perilaku agresi yang bersifat psikologis
adalah perilaku mengabaikan stimulus komunikasi yang diberikan oleh orang lain
dengan maksud memberikan akibat psikologi negatif terhadap orang lain tersebut.
Akibat psikologi negatif itu antara lain adalah rasa kecewa, cemas atau merasa
terabaikan.(Hanurawan, 2015)
Myers mendefinisikan perilaku agresif sebagai
perilaku fisik atau verbal yang dimaksudkan untuk menyebabkan kerusakan atau
yang bertujuan untuk menyakiti orang lain. Definisi ini membedakan perilaku
merusak yang tidak disengaja dari agresi seperti kecelakaan yang terjadi begitu
saja atau tabrakan yang terjadi di
trotoar. Definisi ini
juga menyisihkan tindakan yang mungkin menimbulkan
rasa sakit sebagai akibat yang tak terhindarkan sebagai efek samping dari membantu orang lain, seperti
perawatan gigi ataudalam kondisi ekstrem, membantu bunuh diri. Perilaku yang termasuk dalam definisi agresi ini, yaitu menendang
dan menampar, mengancam atau
menghina, bahkan bergunjing (gosip) atau menyindir.
Perilaku yang termasuk dalam batasan definisi agresi, yaitu menghancurkan barang, berbohong, dan perilaku
lainnya yangmemiliki tujuan untuk menyakiti.(Myers, 2012). Pengertian lain dari perilaku perilaku agresif
merupakan tindakan melukai yang disengajaoleh seseorang/institusi terhadap
orang/institusi lain yang sejatinya disengaja.(Sarlito W &
Meinarno, 2009)
Wood dan Eagly mendefiniskan agresi (aggression) sebagai
perilaku yang bermaksud untuk menyakiti atau perilaku fisik atau verbal yang
bermaksud menyakiti seseorang. Dalam eksperimen di laboratorium, hal ini dapat
berarti memberikan kejuatan elektrik atau mengucapkan sesuatu yang mungkin
menyakiti perasaan orang lain. Tindakan agresi tersebut dapat berupa memukul
anggota keluarga, dan menyerang orang lain secara verbal.(Myers, 2012)
Agresi, dalam kamus
psikologi diartikan sebagai serangan atau serbuan, tindakan permusuhan
ditujukan pada seseorang atau benda. Agresi juga diartikan pernyataan kesadaran
atau proyeksi dari naluri kematian atau Thanatos. Selain itu agresi
didefinisikan kebutuhan untuk menyerang, memperkosa, atau melukai orang lain,
untuk meremehkan, merugikan, mengganggu, membahayakan, merusak, menjahati,
mengejek, mencemoohkan atau menuduh secara jahat, menghukum berat, atau
melakukan sindakan sadistis lainnya.(Chaplin, 2014)
Agresi biasanya
didefinisikan sebagai perilaku yang dimaksudkan untuk melukai orang lain
(secara fisik atau verbal) atau merusak harta benda. Kata kunci dari definisi
ini adalah maksud. Apabila seseorang tidak sengaja menginjak kaki seseorang,
ini tidak dapat dikatakan sebagai perilaku agresi. Beberapa pakar psikologi
mebuat perbedaan antara agresi permusuhan (hostile aggression) dan
agresi instrumental (instrumental aggression). Agresi permusuhan dilakukan
semata-mata dengan maksud menyakiti orang lain sedangkan agresi instrumental
ditujukan untuk mendapatkan ganjaran lain dari penderitaam korbannya. Agresi
instrumental mencakup perkelahian untuk membela diri, penyerangan terhadap
perampokan dan perkelahian untuk membuktikan kekuasaan atau dominasi seseorang.(Atkinson et al., 1961)
Berdasarkan
pengertian-pengertian tersebut diperoleh pengertian perilaku agresif
adalah suatu perilaku yang dimaksudkan untuk melukai atau menyakiti. Perilaku
agresif mengandung unsur kekerasan,
serangan atau gangguan baik secara fisik ataupun verbal, dan merusak atau
mengambil hak milik orang lain dengan tujuan dan korban tidak menghendaki
perilaku tersebut.
Suatu perilaku dapat dikategorikan sebagai perilaku
agresi apabila memenuhi tiga syarat. Pertama, terdapatnya niat
individu untuk menimbulkan penderitaan atau kerusakan pada suatu obyek sasaran.
Syarat kedua, terdapat harapan bahwa suatu perilaku dapet menimbulkan
penderitaan atau kerusakan pada diri objek sasaran. Syarat ketiga, adanya
keinginan obyek sasaran untuk menghindari perlakuan merugikan yang diberikan
oleh pelaku tindakan agresi.(Hanurawan, 2015)
Indikator agresivitas menurut Buss dan Perry meliputi agresi verbal
dan non verbal. Indikator pertama terdiri dari kesopanan, mengancam, mencemooh,
menggunjing, penugasan dan instruksi. Kedua, berperilaku kasar, menendang,
kedisiplinan, memukul, menampar, meludahi, merusak dan membuat keributan.(Primasta, 2020). Baron dan Byrne (1984) mengemukakan bahwa agresivitas merupakan dorongan dasar yang
dipunyai oleh manusia dan hewan dengan tujuan menyakiti badan atau melukai
perasaan orang lain. Perilaku agresif merupakan kecenderungan sifat seseorang
yang ingin menyerang, menyakiti atau merusak orang lain baik secara fisik
maupun psikologis yang mengandung indicator cenderung ingin menyerang, situasi
yang mengecewakan, meghalangi atau menghambat dan melukai perasaan orang lain.(Pigura Wiladantika et al., 2014)
Baron (2002) memaparkan
bahwa agresi merupakan siksaan yang disengaja untuk menyakiti orang. Perilaku
ini menggunakan hak sendiri dan melanggar hak orang lain. Unsur-unsur perilaku
agresi yang ada diantaranya adalah adanya tujuan untuk mencelakakan, adanya
individu yang melakukan atau menjadi pelaku, adanya individu yang menjadi
korban, ketidakinginan korban menerima perlakuan dari si pelaku, menyerang
pendapat orang lain, mara-marah tanpa alasan yang jelas dan terjadi
perkelahian. Menurut Bolman (2009) perilaku agresif yang muncul pada anak usia
6-14 tahun berupa kemarahan, kejengkelan, rasa iri, tamak, cemburu dan suka
mengkritik. Perilaku tersebut diarahkan pada teman sebaya, saudara kandung dan
terhadap diri sendiri. Bentuk perilaku agresif yang umum menyerang secara fisik
(memukul, menendang, dan merusak), menyerang dengan kata-kata, mencela orang
lain, menyerbu dan mengancam daerah lain, main perintah, melanggar milik orang
lain, tidak mentaati perintah atau aturan, membuat permintaan yang tidak pantas
dan tidak perlu, bersorak dan berteriak pada waktu yang tidak tepat dan
menyerang sesuatu / tingkah laku yang dibenci.(Azizah & Setyowani, 2013)
c. Penyebab
Agresi Pada Manusia
Penyebab agresi pada manusia ada 3 macam yaitu sosial, personal dan media masa.
Ditinjau dari sisi sosial, frustasi atau terhambatnya atau tercegahnya upaya
mencapai tujuan kerap menjadi penyebab agresi. Ditinjau dari sisi personal,
pola tingkah laku berdasar kepriadian juga dapat menjadi penyebab perilaku
agresi. Terdapat dua jenis agresi diantaranya adalah hostile aggresion
dan instrumental aggresion.
Hostile aggresion merupakan agresi yang bertujuan untuk melukai atau
menyakiti korban, misalnnya karakter
terburu-buru dan kompetitif. Instrumental aggresion adalah tingkah laku agresif yang dilakukan karena
ada tujuan utama dan tidak ditujukan untuk melukai atau menyakiti korban,
contohnya bersikap sabar, kooperatif, dan nonkompetisi. Penyebab berikutnya
adalah dari media masa. Media memiliki pengaruh yang besar terhadap
penggunanya. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian klasik Bandura tentang
modelling kekerasan pada anak-anak.(Sarlito W &
Meinarno, 2018)
sumber :
Atkinson, R. L., Atkinson, R. C., &
Hilgard, E. R. (1961). Pengantar Psikologi. Erlangga.
Azizah, D. M., & Setyowani, N. (2013).
Mengguragi Perilaku Agresif Siswa Melalui Layanan Klasikal Menggunakan Teknik
Sosiodrama. Journal of Guidanceand Counceling : Theory and Application
Indonesian, 2(3). https://doi.org/10.15294/IJGC.V2I3.3193
Boeree, C. G. (2016). General Psychology.
Primasophie.
Chaplin, J. (2014). Kamus Lengkap
Psikologi. Rajawali Pers.
Hanurawan, F. (2015). Psikologi Sosial.
PT Remaja Rosdakarya.
Myers, D. G. (2012). Psikologi Sosial.
Ed. 10., Jil. 2. (Alih Bahasa: Aliya Tusyani, Lala Septiani Sembiring, Petty
Gina Gayatri, & Putri Nurdina Sofyan. Salemba Humanika.
Pigura Wiladantika, K., Dharsana, I. K.,
& Suranata, K. (2014). Penerapan Konseling Behavioral dengan Teknik
Modeling untuk Meminimalisir Perilaku Agresif Siswa Kelas XI Bahasa SMA Negeri
2 Singaraja. E-Journal Undiksa Jurusan Bimbingan Konseling, 2(16).
Primasta, S. A. (2020). Pengaruh
Kecerdasan Emosi Terhadap Agresivitas Siswa Kelas XI Di SMAN 6 Kediri.
IAIN.
Sarlito W, S., & Meinarno, E. A.
(2009). Psikologi Sosial/Tim PenulisFakultas Psikologi UI. Salemba
Humanika.
Sarlito W, S., & Meinarno, E. A.
(2018). Psikologi Sosial Edisi 2. Salemba Humanika.
Posting Komentar untuk "Perilaku Agresi"
Berkomentar dengan baik. Mohon tidak spam.