Asesmen Diagnostik
Asesmen Diagnostik
Kegiatan asesmen diagnostik merupakan salah satu kegiatan yang harus dilakukan oleh pendidik, tidak terkecuali saat pelaksanaan Kurikulum Merdeka. Apakah asesmen diagnostik itu dan bagaimana pelaksanaanya? Asesmen diagnosis bertujuan mendiagnosis kemampuan dasar peserta didik serta mengetahui kondisi awal peserta didik. Asesmen diagnostik terdiri atas asesmen kognitif dan non-kognitif.
A. Asesmen Diagnostik Kognitif
Tujuan asesmen diagnostik kognitif :
- mengidentifikasi capaian kompetensi peserta didik
- menyesuaikan pembelajaran di kelas dengan capaian rata-rata kompetensi peserta didik
- memberikan remedial kepada peserta didik yang capaian kompetensi di bawah rata-rata kelas
Asesmen ini dilakukan untuk mendiagnosis kemampuan dasar peserta didik dalam topik sebuah mata pelajaran. Asesmen ini dapat dilakukan secara rutin atau berkala, misalnya pada awal pembelajaran, akhir setelah guru menjelaskan sebuah topik maupun pada waktu yang lain. Asesmen diagnostik kognitif dapat berupa asesmen formatif maupun asesmen sumatif.
Tahapannya terdiri dari :
- persiapan
- pelaksanaan
- tindak lanjut
a. Contoh kegiatan persiapan dan pelaksanaan
- guru menyusun jadwal pelaksanaan
- guru mengidentifikasi materi asesmen yang didasarkan pada penyederhanaan KD yang disediakan oleh Kemendikbud
- menyusun pertanyaan sederhana, misalnya 2 pertanyaan sesuai kelas, 6 pertanyaan dengan topik satu kelas di bawahnya, dan dua pertanyaan dengan topik dua kelas di bawahnya.
- guru memberikan asesmen kepada semua peserta didik
b. Contoh kegiatan tindak lanjut
- guru melakukan pengolahan hasil asesmen dengan kategori paham utuh, paham sebagian dan tidak paham
- guru menghitung rata-rata kelas
- guru membagi siswa menjadi tiga kelompok, yaitu siswa yang berada dalam kategori rata-rata kelas akan mendapatkan pembelajaran dengan ATP sesuai fasenya, siswa dengan nilai di bawah rerata akan mendapatkan pembelajaran dengan pendampingan pada kompetensi yang belum terpenuhi, siswa dengan nilai di atas rata-rata akan mengikuti pembelajaran dengan pengayaan
- guru melakukan penilaian topik pembelajaran yang telah diajarkan sebelum memulai topik pembelejaran baru guna menyesuaikan pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan rata-rata peserta didik
- guru mengulangi proses diagnosis ini untuk melakukan asesmen formatif sampai siswa mencapai Capaian kompetensi yang diharapkan.
B. Asesmen Diagnostik Non-kognitif
Tujuan asemen diagnostik non-kognitif diantaranya :
- mengetahui kesejahteraan psikologi dan sosial emosi para peserta didik
- mengetahui aktivitas belajar peserta didik ketika berada di rumah
- mengetahui kondisi keluarga peserta didik serta latar belakang pergaulan peserta didik
- mengetahui gaya belajar, karakter serta minat peserta didik
Langkah-langkah yang dilakukan dalam asesmen ini terdiri atas :
- persiapan
- pelaksanaan
- tindak lanjut
a. Contoh kegiatan persiapan :
1. Guru dapat menyiapkan bermacam-macam gambar yang mewakili emosi dan menyiapkan daftar pertanyaan, misalnya "Apa yang kamu rasakan saat belajar di rumah?" dan "Bagaimana perasaanmu saat ini?"
2. Guru membuat daftar pertanyaan kunci tentang aktivitas peserta didik, kemudian memberikan pertanyaan, misalnya "Apa yang menjadi harapanmu?", "Apa sajakah kegiatan belajarmu di rumah?"
b. Contoh tahap pelaksanaan :
Guru meminta peserta didik untuk mengekspresikan perasaannya ketika belajar di rumah dan memaparkan aktivitas atau kegiatan yang dilakukan, misalnya menulis, bercerita dan menggambar.
c. contoh kegiatan tindak lanjut
- guru melakukan identifikasi peserta dengan ekspresi emosi yang negatif dan mengajaknya berdiskusi berdua
- guru menentukan tindak lanjut dan mengkomunikasikan dengan peserta didik serta orang tua jika diperlukan
- guru mengulangi pelakasanaan asesmen pada awal pembelajaran
Demikian semoga dapat bermanfaat. Materi dalam artikel ini disarikan dari materi sekolah penggerak Kemdikbud.
Posting Komentar untuk "Asesmen Diagnostik"
Berkomentar dengan baik. Mohon tidak spam.